• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah targetkan 324 ribu testing COVID-19 per hari di Jawa-Bali

Pemerintah targetkan 324 ribu testing COVID-19 per hari di Jawa-Bali

7 Juli 2021 21:50 WIB
Pemerintah targetkan 324 ribu testing COVID-19 per hari di Jawa-Bali
Petugas medis melakukan layanan tes cepat Antigen COVID-19 di rumah warga di Cimanggu, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/7/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

keberhasilan PPKM Darurat harus dapat kita ukur

Pemerintah menargetkan sebanyak 324 ribu testing COVID-19 per hari di Pulau Jawa-Bali, kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi.

Pada konferensi pers perkembangan terbaru PPKM Darurat di Pulau Jawa dan Bali dan PPKM Mikro di wilayah lain di Indonesia, di Jakarta Rabu, Nadia menjelaskan, saat ini jumlah testing yang dilaporkan dari Pulau Jawa-Bali pada 6 Juli berjumlah lebih dari 124 ribu, meningkat lebih dari 20 ribu dibandingkan hari sebelumnya.

"Terlepas dari peningkatan testing yang dilaporkan, itu masih 38 persen dari jumlah tes yang ditargetkan dilakukan di Jawa Bali setiap harinya, yaitu 324 ribu tes," katanya.

Menurut dia, hari ini, total kasus konfirmasi baru yang dilaporkan dari Pulau Jawa dan Bali sebanyak 24.801 atau menurun dari 25.271 kasus di hari sebelumnya.

“Di sisi lain, insidensi atau jumlah kasus/100.000 penduduk/minggu di kebanyakan provinsi di Jawa Bali masih masuk dalam kategori transmisi komunitas tingkat 3 atau 4,” ujarnya saat menyampaikan perkembangan indikator-indikator penanggulangan pandemi per 6 Juli.
Baca juga: Pemerintah sebut penularan COVID-19 di Jawa-Bali terjadi sangat cepat
Baca juga: Pemerintah membagi lima tingkatan level pandemi di daerah


Berdasarkan indikator jumlah kasus rawat, seluruh provinsi di Jawa dan Bali masih berada di kategori transmisi komunitas tingkat 4, dengan jumlah kasus rawat lebih dari 30/100.000 penduduk/minggu.

Keterisian tempat perawatan di Bali sekitar 50%. Sementara, seluruh provinsi di Pulau Jawa masih melaporkan tingkat keterisian di atas 80%.

“Positivity rate Pulau Jawa Bali juga masih tinggi yaitu 19,9%, walaupun positivity rate menurun 24,7% dari hari sebelumnya,” ujarnya.

Sementara, di tingkat provinsi, dr. Nadia mengatakan, pelacakan yang dilaporkan masih sangat rendah, jauh dari target yang diharapkan sekurang-kurangnya 15 kontak erat per kasus.

Informasi yang lebih detail dan lengkap dipublikasikan melalui dashboard indikator penanggulangan pandemi yang dapat dikunjungi di website Kementerian Kesehatan (https://vaksin.kemkes.go.id/#/scprovinsi).
Ia melihat per tanggal 6 Juli terjadi peningkatan jumlah testing yang dilakukan di Jawa dan Bali, dan di waktu yang bersamaan jumlah kasus terkonfirmasi lebih sedikit dibandingkan hari sebelumnya.

“Namun demikian, kita masih melihat kemungkinan kasus terkonfirmasi yang dilaporkan meningkat dalam beberapa hari ke depan, terlebih lagi jika jumlah testing dapat ditingkatkan secara bermakna,” ujar Nadia.
Baca juga: Kasad terus pantau RS TNI AD soal penanganan COVID-19
Baca juga: Jubir: Kurangi mobilitas warga agar anak tidak terpapar COVID-19


Dia memaparkan, penemuan yang diikuti dengan isolasi kasus, ditindaklanjuti dengan pelacakan dan karantina kontaknya, merupakan upaya-upaya memutus rantai penularan.

Oleh karenanya, pihaknya berharap semua pemangku kepentingan dapat bekerja sama dan berupaya keras meningkatkan kapasitas respon di wilayah kerjanya. Target jumlah testing, pelacakan, dan konversi tempat tidur perawatan harus ditingkatkan sesuai ketentuan.

Bersama dengan pembatasan kegiatan masyarakat dalam PPKM Darurat, hal inilah yang dapat menekan tingkat transmisi di komunitas sampai level situasi pandemi menurun ke tingkat yang aman.

“Tidak lupa saya ingin menekankan, bahwa keberhasilan PPKM Darurat harus dapat kita ukur secara akurat dan transparan,” ujarnya.

Nadia juga memastikan, Kementerian Kesehatan akan terus meningkatkan kualitas dan efisiensi proses pencatatan dan pelaporan sebagai upaya monitoring dampak PPKM Darurat, dan meminta dukungan dari semua pihak untuk dapat melaporkan indikator-indikator tersebut sebaik-baiknya.

“Pemberlakuan PPKM darurat diharapkan dapat mengurangi tingkat transmisi dengan segera, bersamaan dengan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas respon kesehatan, sehingga level situasi pandemi dapat membaik dan PPKM darurat nanti dapat dicabut,” kata Nadia.
Baca juga: Anies tepat prediksikan 100.000 kasus COVID-19 pada pekan kedua Juli
Baca juga: Jubir: tingkat keterisian tempat rawat di Jawa di atas 80 persen

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021