Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah betul-betul memaksimalkan kapasitas produksi pabrik-pabrik gas oksigen di Tanah Air sebelum memutuskan untuk melakukan langkah impor produk tersebut.Upaya ini (memaksimalkan kapasitas produksi pabrik gas oksigen) bisa lebih efektif dan bermanfaat bagi pergerakan ekonomi nasional.
"Upaya ini (memaksimalkan kapasitas produksi pabrik gas oksigen) bisa lebih efektif dan bermanfaat bagi pergerakan ekonomi nasional," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Mulyanto melihat Pemerintah perlu mengurai masalah ini secara seksama, selanjutnya mengambil tindakan dan kebijakan yang tepat sehingga tidak panik dan langsung mengimpor gas oksigen.
Baca juga: NasDem puji kebijakan pengadaan oksigen tangani pasien COVID-19
Ia mengingatkan bahwa selama ini kinerja perdagangan gas oksigen dinilai membaik dengan indikasi antara lain jumlah impor yang terus menurun sehingga selaras dengan kemandirian bangsa.
Mulyanto menyebutkan data BPS menunjukkan impor gas menurun tajam sejak tahun 2017 sampai tahun 2020. Dari impor sebesar 3,9 juta ton di tahun 2017 melorot menjadi hanya sebesar 1,3 juta ton di tahun 2020.
"Dibandingkan dengan produksi gas oksigen dalam negeri yang sebesar 640 juta ton per tahun maka impor gas oksigen kita hanya 0,2 persen. Artinya sebesar 99.8 persen kebutuhan gas oksigen kita dipenuhi dari pengadaan domestik,” ungkapnya.
Kebutuhan ini pun, lanjutnya, masih dengan kapasitas produksi 74 persen dan masih ada kapasitas yang menganggur sebesar 26 persen atau sekitar 225 juta ton per tahun. "Ini prestasi yang membanggakan. Bahkan beberapa waktu lalu kita berhasil membantu gas oksigen ini ke India," papar Mulyanto.
Baca juga: Pakar ungkap langkah India atasi krisis oksigen
Selain itu, Mulyanto juga meminta Pemerintah memperhatikan aspek pengawasan, terutama pada jaringan distribusi, termasuk juga transportasinya.
Menteri BUMN Erick Thohir turun langsung dan bergerak cepat dalam memastikan kontribusi BUMN untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi masyarakat di masa pandemi COVID-19, khususnya selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Erick Thohir mengatakan, perusahaan-perusahaan BUMN strategis seperti Pertamina Group termasuk di dalamnya adalah PGN, Krakatau Steel dan Pupuk Indonesia Group yang di dalamnya ada Petrokimia dan juga PUSRI. Tak kalah penting, Pelindo ikut aktif dalam infrastruktur logistiknya.
"BUMN bergerak cepat di segala lini. Ini terutama untuk membantu ketersediaan oksigen. Beberapa perusahaan BUMN sudah menyalurkan oksigen ke sejumlah wilayah yang membutuhkan," ujar Erick Thohir.
Baca juga: Pemkot Bandung pastikan tabung oksigen terdistribusi baik ke RS
Menurut Erick, dengan fasilitas yang dimiliki mulai dari rola material hingga jaringan distribusi, dia menegaskan bahwa fokus BUMN adalah untuk membantu penanganan pandemi. Dia optimistis langkah cepat yang dilakukan perusahaan-perusahaan BUMN akan cepat dalam merespons kebutuhan di lapangan.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengharapkan kerja sama dan permakluman dari para pelaku industri dalam negeri pengguna oksigen karena produksi oksigen saat ini diprioritaskan untuk penanganan keselamatan pasien COVID-19.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga menerbitkan Instruksi Menteri Perindustrian Nomor 1 Tahun 2021 tentang Produk Oksigen sebagai Komoditas Strategis Industri dalam Masa COVID-19. Melalui instruksi tersebut, diharapkan kebutuhan masyarakat terutama fasilitas kesehatan akan oksigen dapat dipenuhi oleh industri-industri dalam negeri.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021