Perusahaan rintisan (startup) yang fokus mengembangkan inovasi di bidang teknologi akuakultur eFishery, terus berupaya mendorong produktivitas pembudidaya ikan dan udang di seluruh Indonesia.
Lebih dari 6.000 kelompok pembudidaya di lebih dari 250 kota/kabupaten di seluruh Indonesia telah bergabung dalam ekosistem digital eFishery dan telah merasakan peningkatan pendapatan dari hasil perikanan budi daya ikan dan udang.
“Untuk menciptakan ekosistem akuakultur yang berkelanjutan dibutuhkan usaha bersama. eFishery menyiapkan end-to-end platform yang menyediakan akses ke pakan, pembiayaan, hingga pasar bagi para pembudidaya ikan dan udang,” kata Chief Executive Officer (CEO) dan Co-founder eFishery, Gibran Huzaifah, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Menurut Gibran, dengan semangat #TumbuhBersama eFishery ingin para pembudidaya dan pelaku usaha bidang akuakultur untuk tumbuh bersama melalui ekosistem akuakultur yang adil dan berkelanjutan.
Perusahaan yang berdiri pada tahun 2013 ini memulai inovasi dengan menciptakan eFisheryFeeder dengan menggunakan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat memberikan pakan ikan dan udang secara otomatis.
Alat tersebut membantu pembudidaya menghemat penggunaan pakan hingga 30 persen dan meningkatkan kapasitas produksi hingga 26 persen. Siklus budi daya menjadi lebih singkat sehingga petani mampu panen lebih cepat dan pendapatannya meningkat.
Berdasarkan data dari eFisheryFeeder tersebut, eFishery menghasilkan inovasi lainnya berupa credit scoring dan skema pembiayaan dengan nama eFisheryFund, layanan yang menghubungkan para pembudidaya secara langsung dengan institusi keuangan.
Baca juga: Teknologi eFishery tingkatkan produksi budi daya udang dan ikan
Hingga Mei 2021, eFisheryFund telah menyalurkan lebih dari Rp70 miliar pembiayaan kepada lebih dari 1.700 pembudidaya ikan di Indonesia.
Di sektor hilir, eFishery pun turut andil dalam menghubungkan pembudidaya dengan berbagai agen, distributor, dan mitra horeka (hotel, restoran, kafe).
Secara keseluruhan eFishery telah berkontribusi sekitar 26,85 juta dolar AS atau setara Rp390,43 miliar bagi perekonomian Indonesia melalui pendapatan yang diperoleh pembudidaya dan mitra lainnya.
Sementara itu Pengamat Perikanan Universitas Padjadjaran (Unpad) Yudi Nurul Ihsan mengatakan arah kebijakan digitalisasi sektor perikanan perlu diperkuat dengan pendampingan kepada petani budi daya ikan dan pelaku usaha.
Dengan menggunakan teknologi, ia yakin pembudidayaan ikan akan semakin efisien. Selain itu pemerintah harus menyokong penuh rencana digitalisasi di sektor perikanan sebab potensi di sektor tersebut sangatlah vital.
"Solusi digitalisasi perikanan sangat penting karena dapat memanfaatkan instrumen teknologi 4.0 dan penguatan multiplatform stakeholder diperlukan untuk memastikan bahwa mekanisme pengelolaan perikanan berbasis Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak baik vertikal maupun horizontal," kata Yudi.
Baca juga: BRI Agro rangkul eFishery fasilitasi layanan untuk budidaya perikanan
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021