Korut tolak pengiriman vaksin AstraZeneca

9 Juli 2021 18:14 WIB
Korut tolak pengiriman vaksin AstraZeneca
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan istrinya Ri Sol Ju menonton pertunjukkan untuk memperingati Hari Bintang Bersinar, hari ulang tahun mendiang Kim Jong Il di Teater Seni Mansudae di Pyongyang, Korea Utara dalam foto tanpa tanggal yang dirilis Agensi Berita Sentral Korea (KCNA), Rabu (17/2/2021). ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS/AWW/djo
Korea Utara menolak rencana pengiriman vaksin COVID-19 AstraZeneca yang akan ditentukan di bawah skema distribusi COVAX global karena kekhawatiran efek samping, kata sebuah lembaga kajian Korea Selatan, Jumat.

COVAX mengatakan akan memberikan hampir dua juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca ke Korut. Pengiriman pertama dijadwalkan pada akhir Mei, namun tertunda di tengah konsultasi yang berlarut-larut, kata Korsel pada Juni. 

Korut tidak melaporkan satu pun kasus COVID-19 -- sikap yang dipertanyakan oleh para pejabat Korsel dan AS.

Akan tetapi, negara itu telah menerapkan langkah anti-COVID-19 yang ketat, termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik.

Menurut laporan Institute for National Security Strategy (INSS), yang berafiliasi dengan badan intelijen Korsel, Pyongyang kini melirik opsi vaksin lain.

Aliansi GAVI, salah satu pelopor COVAX, belum menanggapi permintaan Reuters untuk memberi komentar.

Laporan INSS juga menyebutkan Korut tidak tertarik dengan vaksin buatan China karena khawatir kemungkinan vaksin mereka tidak efektif. Menurut laporan itu, Korut tampak berminat dengan vaksin buatan Rusia dan berharap akan mendapat sumbangan vaksin itu secara gratis.

"Cenderung ke vaksin Rusia, belum ada kesepakatan yang dibuat," kata Lee Sang-keun, direktur penelitian strategis semenanjung Korea di INSS, kepada Reuters, mengutip sumber rahasia.

Pada Rabu (7/7), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow dalam beberapa kali kesempatan telah menawarkan vaksin kepada Pyongyang.

Lee menambahkan bahwa otoritas Korut khawatir dengan vaksin AstraZeneca setelah adanya laporan kasus pembekuan darah serius --namun langka-- yang dialami sejumlah penerimanya.

Walaupun Korut mengizinkan diplomatnya di luar negeri menerima vaksin COVID-19 mulai akhir Maret, pemerintah negara itu tidak berupaya mengamankan vaksin untuk penggunaan di dalam negeri, kata INSS.

Sumber: Reuters

Baca juga: Korut akan terima hampir 2 juta dosis vaksin COVID paruh pertama 2021

Baca juga: Intelijen Korsel sebut Korut coba mencuri teknologi vaksin Pfizer
​​​​​​​

Baca juga: Korut berlakukan larangan merokok di tempat publik


 

Hubungan memburuk, Malaysia usir semua diplomat Korea Utara

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021