Temuan perusahaan keamanan siber tersebut, 49 persen responden di Asia Pasifik, atau hampir satu dari dua orang, hanya mau bertemu teman kencan yang sudah memiliki sertifikat vaksin atau antibodi.
Baca juga: Pengguna harus bijak gunakan aplikasi kencan online
Baca juga: Kiat aman kencan lewat aplikasi
Hasil survei untuk Asia Pasifik ini lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 42 persen, dikutip dari keterangan pers, Sabtu.
Kekhawatiran bertemu langsung dengan kencan online ini merupakan efek samping dari pandemi. Secara umum, 51 persen pengguna aplikasi kencan online di Asia Pasifik merasa gugup atau tidak aman (12 persen) ketika bertemu langsung dengsn teman kencan untuk pertama kalinya.
Sementara secara global, ada peningkatan tidak mau kopi darat dengan teman kencan online dari 16 persen menjadi 35 persen.
Birgitt Holzel dari lembaga konsultasi hubungan dan pernikahan Munich Liebling + Schatz, dalam keterangan yang sama, menilah adalah hal yang wajar jika seseorang hanya mau bertemu dengan teman kencan yang peduli kesehatan dan keselamatan.
"Karena mengelola diri secara baik dan serius menjadi indikator penting untuk membangun hubungan yang sukses," kata Holzel.
Untuk mengatasi kekhawatiran ini, menurut survei, 56 persen responden akan menelepon atau panggilan video sebelum sepakat untuk bertemu.
Munich Liebling + Schatz menyarankan untuk bertemu di tempat umum untuk kencan pertama dan pilih lokasi yang tidak dekat tempat tinggal untuk menghindari kemungkinan diikuti.
Baca juga: Tinder luncurkan fitur video profil
Baca juga: Kiat aman berkenalan dan bertemu teman baru dari aplikasi MiChat
Baca juga: Gambaran masa depan dunia kencan
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021