Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Semen Padang Hospital (SPH) dr. Yoshida Nazar, Sp.OG mengajak kaum perempuan lebih peduli terhadap kanker serviks lewat pemeriksaan rutin melalui skrining dan vaksinasi.Lakukan deteksi dini secara berkala
"Data dari Kemenkes, pada tahun 2019 estimasi jumlah insiden kanker serviks adalah 454.000 kasus. Sementara itu, berdasarkan Globocan 2012 kanker serviks menduduki urutan ke-7 secara global dalam segi angka kejadian dan urutan ke-8 sebagai penyebab kematian," kata dia di Padang, Selasa.
Menurut dia kanker serviks cenderung muncul pada umur 35–55 tahun. Bahkan menurut data medis, hingga 80 persen wanita akan terinfeksi oleh HPV sepanjang masa hidupnya.
Ia mengemukakan faktor risiko terjadinya kanker serviks karena aktivitas seksual pada usia muda, berhubungan seksual dengan multipartner, merokok, mempunyai anak banyak, sosial ekonomi rendah, pemakaian pil KB dengan HPV negatif atau positif, penyakit menular seksual, dan gangguan imunitas.
"Kualitas hidup penderita kanker serviks sangat menderita, terutama saat penyakitnya kambuh, beban secara psikologis, fisik dan material dan mengganggu kehidupan dalam keluarga," ujarnya.
Yoshida memaparkan ada dua cara yang dapat dilakukan mencegah kanker serviks yaitu pencegahan primer yang terdiri atas edukasi dan promosi serta vaksinasi.
Kemudian Pencegahan Sekunder yang dilakukan dengan tes IVA sederhana, kemudian pap smear.
Pencegahan primer melalui vaksin di rumah sakit. Pemberian vaksin dapat merangsang pembentukan antibodi dan dapat mencegah terjadinya infeksi HPV 16 dan 18 yang menyebabkan 71 persen kasus kanker serviks.
Sementara itu, Pap smear atau screening yakni dilakukannya pemeriksaan pada seluruh populasi yang discreen untuk mendeteksi dini adanya kelainan di serviks.
Pemeriksaan itu merupakan deteksi dini yang dapat mendeteksi sel abnormal, lesi prakanker dan kanker serviks, namun ini tidak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV.
"Namun ini lebih baik lagi karena kanker serviks yang ditemukan pada stadium dini dan diobati dengan cepat dan tepat dapat disembuhkan. Oleh sebab itu lakukan deteksi dini secara berkala, " katanya.
Baca juga: Ginekolog: Kemajuan teknologi mungkinkan pengobatan kanker lebih baik
Baca juga: Waktu tepat dapatkan vaksinasi HPV untuk cegah kanker serviks
Ia juga mengingatkan risiko menunda vaksinasi karena sama artinya menempatkan diri pada risiko terkena infeksi HPV 16 dan 18 dan menunda kesempatan perlindungan yang dapat diberikan oleh vaksin.
Hal ini karena setiap perempuan berisiko terkena infeksi HPV, yakni penyebab kanker serviks dalam masa hidupnya, tanpa memandang usia dan bagaimana gaya hidupnya.
Pemberian vaksin untuk kanker serviks dilakukan tiga kali dalam waktu yang berbeda, kata dia.
Ia mengimbau setiap perempuan untuk lebih peduli terhadap dirinya sendiri. Jangan abai untuk memeriksakan diri ke rumah sakit guna melakukan skrining dan vaksinasi untuk kanker serviks.
"Lebih baik kita mencegah daripada menyesal jika sudah terlambat," katanya mengimbau.
Baca juga: Dokter: Naiknya kematian akibat kanker serviks karena belum divaksin
Baca juga: Ahli: alat kontrasepsi tidak kurangi risiko kanker rahim
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021