Dalam “Launching of Spiritual International Halal Science Conference 2021: Enhancing and Strengthening Halal Industry through Science", Selasa, Sandiaga mengatakan Indonesia memiliki potensi wisata halal yang sangat besar.
“Selain memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia juga memiliki destinasi wisata yang beraneka ragam untuk pengembangan potensi wisata halal,” kata Sandiaga.
Baca juga: Promosi wisata religi bisa dikemas dengan pendekatan "storytelling"
Wisata halal merupakan segmen pariwisata yang menyasar target wisatawan muslim. Beberapa hal yang perlu dimiliki destinasi wisata untuk pengembangan wisata halal sendiri adalah menyediakan makanan halal, fasilitas pendukung seperti tempat berwudhu dan musala, serta memiliki pelayanan yang ramah muslim.
Potensi ini, lanjut Sandiaga, semakin diperkuat dengan masuknya Indonesia ke dalam lima negara dengan pengeluaran wisata halal tahun 2019 berdasarkan data dari State of Global Islamic Economy Report 2020/2021, yaitu sebesar 11,2 milar dolar Amerika Serikat.
“Maka dari itulah, kami saat ini berusaha mempersiapkan Indonesia menjadi destinasi wisata halal terkemuka di dunia, khususnya Asia Tenggara,” katanya.
Sandiaga menyampaikan, saat ini pihaknya terus mempersiapkan berbagai kelengkapan yang diperlukan untuk mengembangkan potensi wisata halal di Indonesia. Mulai dari sisi regulasi, sumber daya manusia, atraksi, hingga fasilitas pendukung.
Meski demikian, dengan terjadinya pandemi COVID-19 pihaknya berinovasi dan beradaptasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan digital untuk mengembangkan potensi wisata halal di Indonesia.
“Salah satu inovasi yang kita laksanakan di masa pandemi COVID-19 ini adalah dengan pelaksanaan tur virtual destinasi-destinasi wisata di Indonesia. Kita juga menganalisis big data untuk memetakan pasar-pasar potensial untuk mengembangkan wisata halal,” papar Sandiaga.
Selain itu, pihaknya juga sudah menetapkan protokol Kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability) yang telah dibukukan sebagai panduan bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan mengembangkan potensi wisata halal.
“Protokol kesehatan ini juga bertujuan untuk menciptakan destinasi dan fasilitas yang bersih, sehat, aman, dan memiliki keberlanjutan lingkungan. Sehingga, ketika pandemi COVID-19 teratasi, Indonesia dapat menjadi destinasi wisata halal terkemuka di Asia Tenggara,” ujar Sandiaga.
Baca juga: Menteri Parekraf dukung rencana pembuatan buku wisata halal Indonesia
Baca juga: Pariwisata halal potensial dikembangkan di tengah pandemi
Baca juga: Travel religi diajak tingkatkan layanan sambut permintaan tinggi
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021