PBB: Afghanistan di ambang krisis kemanusiaan

13 Juli 2021 21:02 WIB
PBB: Afghanistan di ambang krisis kemanusiaan
Sejumlah pelajar menghadiri kelas psikoterapi setelah peristiwa ledakan bom di luar sekolah mereka, yang menewaskan sedikitnya 80 siswa, di Kabul, Afghanistan, Mei 2021. (ANTARA/Reuters)

Afghanistan berada di ambang krisis kemanusiaan lainnya. Ini dapat dihindari. Ini harus dihindari.

Lebih banyak warga Afghanistan kemungkinan akan meninggalkan rumah mereka akibat meningkatnya kekerasan, kata badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ketika Taliban menguasai lebih banyak wilayah usai penarikan pasukan asing pimpinan AS dari negara itu.

"Afghanistan berada di ambang krisis kemanusiaan lainnya. Ini dapat dihindari. Ini harus dihindari," kata juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Babar Baloch pada konferensi pers di Jenewa, Selasa.

"Kegagalan untuk mencapai kesepakatan damai di Afghanistan dan menghentikan kekerasan saat ini akan memicu perpindahan (orang) di negara itu, serta ke negara-negara tetangga dan lainnya," tambah Baloch.

UNHCR mengatakan sekitar 270.000 warga Afghanistan baru saja mengungsi di dalam negeri sejak Januari, sehingga jumlah penduduk yang terpaksa meninggalkan rumah mereka menjadi lebih dari 3,5 juta orang.

Baca juga: Pasukan khusus Afghanistan serang Taliban

Mereka yang terpaksa melarikan diri menyalahkan situasi keamanan, insiden pemerasan oleh kelompok bersenjata non-negara, dan bom rakitan di jalan-jalan utama, selain hilangnya pendapatan dan gangguan layanan sosial, kata Baloch.

Jumlah korban sipil telah meningkat sebesar 29 persen selama kuartal pertama dibandingkan dengan tahun 2020, kata UNHCR, mengutip angka dari Misi Bantuan PBB di Afghanistan.

"Kami mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan dukungan kepada pemerintah dan rakyat Afghanistan dan tetangganya pada saat yang kritis ini," kata Baloch.

Jenderal AS yang memimpin perang di Afghanistan, Austin Miller, melepaskan komandonya dalam sebuah upacara di ibu kota Kabul pada Senin (12/7), dan diam-diam meninggalkan negara itu, sebagai simbol berakhirnya konflik terpanjang Amerika.

Presiden AS Joe Biden telah mengakui bahwa masa depan Afghanistan jauh dari kepastian, tetapi dia mengatakan rakyat Afghanistan harus menentukan nasib mereka sendiri.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pasukan Afghanistan tangkis serangan Taliban di Taluqan
Baca juga: Biden: Afghanistan tentukan nasib sendiri

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021