Hanya sekitar sepekan lebih sebelum upacara pembukaan pada 23 Juli, Tokyo melaporkan 1.149 kasus COVID-19 pada Rabu, ini jumlah tertinggi harian sejak 22 Januari, seperti dilaporkan Reuters.
Belum jelas apa yang akan didiskusikan oleh kepala IOC dan Koike dalam pertemuan tersebut, yang terjadi sehari setelah Bach bertemu Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
Baca juga: Presiden IOC puji Tokyo sebagai kota tuan rumah "yang paling siap"
Baca juga: WHO peringatkan Olimpiade Tokyo tak berakhir seperti Euro 2020
Tertunda pada tahun lalu karena pandemi COVID-19, Olimpiade hanya mendapat sedikit dukungan publik di Jepang di tengah ketakutan akan penyebaran virus tersebut. Beberapa atlet pendatang telah dinyatakan positif pada kedatangan mereka dan klaster infeksi telah muncul di hotel yang menampung anggota tim Brazil.
Tim rugby sevens putri Rusia sedang dalam isolasi setelah tukang pijat mereka dinyatakan positif, lapor kantor berita RIA pada Rabu, begitu pula sebagian dari tim rugby putra Afrika Selatan setelah satu kasus terdeteksi dalam penerbangan mereka.
Tokyo memasuki keadaan darurat keempat awal pekan ini di tengah kebangkitan kasus COVID-19 yang mendorong panitia Olimpiade melarang penonton hampir di semua venue.
Bach mengatakan pada Rabu bahwa langkah-langkah ketat untuk virus corona diberlakukan dengan tingkat vaksin yang tinggi di antara peserta, mobilitas terbatas bagi atlet dan staf pendukung, larangan penonton dan tes berkelanjutan.
"Pesan ini harus tersampaikan. Warga Jepang harus mendapat kepercayaan dalam hal ini," katanya.
Baca juga: Klaster COVID-19 di hotel Olimpiade membuat Jepang kian was-was
Baca juga: Gubernur Tokyo jamin sistem medis siap untuk Olimpiade
Baca juga: Pegolf top pertanyakan aspek moral Olimpiade mesti jalan terus
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021