Peternakan modern berkonsep "closed house" yang dikelola IPB University di kawasan Sukabumi, Jawa Barat mengalami panen raya 42.700 ekor ayam.Kecepatan tumbuh semakin lebih singkat, biaya untuk menghasilkan bobot satu kilogram lebih rendah serta produktivitas akan semakin meningkat
"Kami bersama Pak Dirjen dan PT Charoen Pokphand Indonesia memanen ayam di salah satu 'closed house' termodern yang ada di Indonesia dengan masa panen 35 hari dan bobot mencapai 2,4 kilogram," kata Rektor IPB University Prof Arif Satria melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Pada panen raya ayam, Rabu (9/6) itu, antara lain dihadiri Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbudristek Wikan Sakarinto.
Menurut Arif, metode peternakan ayam teaching farm (tefa) modern "closed house" merupakan etalase percontohan bagi mahasiswa maupun publik untuk belajar peternakan modern yang dikelola secara profesional.
"Dari sisi ekonomi pun tentu saja menguntungkan. Hadirnya kandang modern ini sebagai langkah meningkatkan 'link and match' antara kampus dengan industri," katanya.
Arif mengatakan panen ayam tersebut merupakan panen kedua yang dilakukan sekolah vokasi. Setidaknya ada 42.700 ayam yang dipanen kali ini.
Baca juga: Pakar: Gunakan teknologi UHDP tingkatkan produktivitas mangga
Melalui teknologi "closed house", kata Arif, waktu produksi dapat dipersingkat dari semula 40 menjadi 35 hari.
"Kita berupaya menciptakan suasana industri di dalam kampus. Hal itu akan semakin mengakrabkan mahasiswa dengan industri sebagai peningkatan kompetensi mahasiswa untuk siap masuk dunia industri, karena teknologi yang ada di kampus dan industri bisa setara," katanya.
Kandang modern "closed house" ini merupakan hasil kerja sama IPB University dan PT Charoen Pokphand Indonesia. Kandang ini bisa menampung hingga 50 ribu ekor ayam. Dilengkapi teknologi pengaturan suhu dan kelembaban udara, membuat proses pemeliharaan dan pengelolaan menjadi efisien.
Business Unit Head Kemitraan PT Charoen Pokphand Indonesia Yosef Arisanto mengatakan "closed house" membuat kegiatan ternak menjadi lebih efisien.
"Kecepatan tumbuh semakin lebih singkat, biaya untuk menghasilkan bobot satu kilogram lebih rendah serta produktivitas akan semakin meningkat," katanya.
Dirjen Diksi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto mengapresiasi langkah IPB University.
Baca juga: Pakar IPB jelaskan implementasi biosains hewan dalam ilmu pengetahuan
Ia menilai implementasi "teaching factory" dan Kampus Merdeka salah satu yang terbaik di Indonesia sehingga diharapkan dapat menjadi lokomotif kemajuan pertanian Indonesia.
"Ini salah satu 'the best technologi closed house'. Kandang 'closed house' sudah banyak, tapi yang sampai teknologi 4.0 itu kita apresiasi. Maka kalau kita ingin melihat implementasi Kampus Merdeka yang benar seperti apa, lihatlah IPB University," katanya.
Dekan Sekolah Vokasi IPB University Arief Daryanto mengatakan kandang modern ini juga dilengkapi 'digital mobile surveillance system' (DMSS) yang dapat dikelola dan memonitoring dari rumah melalui ponsel pintar.
"Nantinya kandang juga akan dilengkapi dengan berbagai sensor canggih seperti untuk mengukur kadar amonia, pertumbuhan berat badan, dan lain sebagainya," katanya.
Sekolah Vokasi IPB University, katanya, ke depan juga segera menyelesaikan teknologi terbaru berupa "greenhouse" yang diperuntukkan hortikultura, dan membangun fasilitas akuakultur dengan teknologi e-fisheries.
Baca juga: Pakar IPB jelaskan berbagai upaya transplantasi terumbu karang
Baca juga: Mahasiswa IPB University bantu petani usir hama wereng
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021