• Beranda
  • Berita
  • Wall Street dibuka lebih tinggi setelah penjualan ritel AS bangkit

Wall Street dibuka lebih tinggi setelah penjualan ritel AS bangkit

17 Juli 2021 00:16 WIB
Wall Street dibuka lebih tinggi setelah penjualan ritel AS bangkit
Ilustrasi - Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/Reuters.

Tingkat pengeluaran ritel tetap jauh di atas tren sebelum pandemi mereka, menunjukkan permintaan yang kuat terus berlanjut

Saham-saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, naik pada perdagangan Jumat pagi waktu setempat, setelah data menunjukkan penjualan ritel nasional di negara itu bangkit pada Juni.

Sesaat setelah bel pembukaan, Indeks Dow Jones Industrial Average menanjak 50,92 poin, atau 0,15 persen, menjadi 35.037,94. Indeks S&P 500 bertambah 13,38 poin, atau 0,31 persen, menjadi 4.373,41. Indeks Komposit Nasdaq naik 71,02 poin atau 0,49 persen menjadi 14.614,15.

Delapan dari 11 sektor utama Indeks S&P 500 menguat pada perdagangan pagi, dengan sektor teknologi naik 0,7 persen, memimpin keuntungan. Sedangkan sektor material tergelincir 0,2 persen, kelompok dengan kinerja terburuk.

Departemen Perdagangan pada Jumat melaporkan penjualan ritel dan layanan makanan AS naik 0,6 persen pada Juni, menyusul penurunan 1,7 persen yang direvisi turun pada Mei. Angka pada Juni melampaui ekspektasi pasar, karena ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan penurunan 0,4 persen.

"Tingkat pengeluaran ritel tetap jauh di atas tren sebelum pandemi mereka, menunjukkan permintaan yang kuat terus berlanjut," kata Ekonom FHN Financial Chris Low dan Will Compernolle, dalam sebuah catatan pada Jumat.

"Penurunan rasa sakit dari pembukaan kembali ada di sisi penawaran," seiring dengan perusahaan masih berjuang untuk memenuhi permintaan, kata mereka.

Pada Kamis (15/7), saham-saham AS ditutup beragam, dibebani oleh pelemahan di sektor energi dan teknologi.

Baca juga: Taiwan sebut perusahaan chipnya akan patuhi aturan baru AS

Baca juga: Yellen: Imbal hasil obligasi AS tinggi sinyal pemulihan, bukan inflasi

Baca juga: IMF: AS hadapi ancaman kebangkrutan dan pengangguran

 

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021