Sandiaga dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa pandemi COVID-19 dapat dijadikan momentum untuk tetap membangun keterikatan dengan pelanggan hingga wisatawan secara baik.
"Saya yakin bahwa momentum pandemi COVID-19 ini bisa kita manfaatkan untuk membangun engagement dengan customer. BPJS kesehatan harus membangun kesempatan ini untuk re-engage dengan customer. Strateginya apa? Strateginya inovasi, adaptasi, dan kolaborasi," ujar Sandiaga.
Baca juga: Menparekraf ajak akademisi dan dunia usaha berkolaborasi
Hal itu dia sampaikan dalam acara webinar Remote Workshop Edisi 3 yang bertajuk "Learning is Fun and Meaningfull' bersama Duta Bangsa dan BPJS Kesehatan, Jumat (16/7).
Sandiaga menjelaskan bahwa strategi inovasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi digital dalam penyediaan layanan, sebagaimana visi “Indonesia Maju 2045” menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi kreatif dan digital kelas dunia di tahun 2045.
Sementara strategi kolaborasi yaitu bekerja sama dengan semua pihak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Adapun adaptasi yakni dengan membiasakan diri terhadap era kenormalan baru, termasuk menerapkan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) di destinasi wisata.
"Gunakan big data, teknologi informasi dan komunikasi. Konsepnya adalah 360 derajat. Bagaimana less-contact economy, bagaimana ekonomi kreatif yang akan jadi lokomotif pembangunan kita ke depan dan bagaimana 2045 menjadi Indonesia emas. Dan saya yakin kolaborasi ini menghadirkan banyak peluang," ujar dia.
Baca juga: Menparekraf: Holding BUMN Aviata dorong sinergi kebijakan dan data
Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan bahwa di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, kolaborasi dapat dilakukan dengan berbagai pihak. Salah satunya melalui kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia #BeliKreatifLokal yang menggandeng berbagai platform e-commerce dan perusahaan rintisan untuk bekerja sama memasarkan produk-produk industri lokal.
“Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk-produk kreatif lokal melalui penguatan digital aset, membangun jejaring, juga pendampingan berupa coaching, mentoring, training, consulting,” kata dia.
Sandiaga pun mengajak para duta BPJS Kesehatan untuk meningkatkan dan memperbarui kemampuan diri agar memiliki SDM yang kuat dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat serta untuk menyongsong persaingan di masa yang akan datang.
"Up-skilling dan re-skilling menjadi keharusan. Menurut saya dengan adanya pandemi, dengan adanya digitalisasi, dengan adanya unstoppable trends yang terus berkembang, kita harus re-skilling dan up-skilling mungkin 3-5 tahun," ucap Sandiaga.
"Agar kita terus belajar apa yang menjadi hal yang kekinian, sehingga being relevant, being authentic, dan being objective. Ini yang menurut saya menjadi suatu keharusan," sambung dia.
Sementara itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyampaikan webinar Remote Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan Duta BPJS Kesehatan dalam hal pengetahuan general, menyasar pengembangan kompetensi dasar, dan kompetensi kepemimpinan.
"Remote working ini kita harapkan dapat melatih Duta BPJS Kesehatan dalam menumbuhkan minat active learning dan self learning atau pembelajaran secara mandiri," ujarnya.
Turut mendampingi Menparekraf dalam acara tersebut yaitu Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani dan Kepala Sumber Daya Manusia dan Organisasi (SDMO) Kemenparekraf Cecep Rukendi.
Hadir pula Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan dr. Achmad Yurianto, beserta seluruh Jajaran Dewan Pengawas, dan Direktur SDM & Umum BPJS Kesehatan Andi Afdal.
Baca juga: Gugur karena COVID-19, ahli waris nakes terima santunan BPJAMSOSTEK
Baca juga: Masyarakat diajak daftar JKN-KIS selagi sehat
Baca juga: Ini manfaat Mobile JKN di tengah PPKM Darurat
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021