Spanduk tersebut digantung di balkon kamar tim Korsel di kampung atlet, rumah bagi 10.500 atlet dari lebih dari 200 negara yang akan bertanding di Olimpiade mulai pekan depan.
Menurut laporan AFP, spanduk tersebut ditulis dalam bahasa Korea yang berarti: "Saya masih mendapat dukungan dari 50 juta orang Korea." Slogan tersebut mengacu pada pertempuran laut selama invasi Jepang 1592-1598 ke Korea.
"Saya telah diberitahu bahwa spanduk itu telah diturunkan oleh Komite Olimpiade Korea Selatan," kata Presiden IOC Thomas Bach dikutip dari Reuters, Jumat.
"Ini (penurunan spanduk) jelas terjadi atas permintaan IOC karena di dalam pedoman telah disebutkan dengan sangat jelas bahwa perkampungan Olimpiade adalah salah satu kawasan lindung, di mana para atlet dapat hidup damai bersama tanpa harus menghadapi pesan-pesan yang bersifat memecah belah atau apa pun," tambahnya.
Baca juga: COVID-19 melanda kampung atlet, IOC minta dukungan warga Jepang
Baca juga: Komposer upacara pembukaan Olimpiade minta maaf soal kasus perundungan
Ini bukan kali pertama kedua negara tersebut berselisih soal bendera dan simbol selama Olimpiade.
Meskipun telah dinormalisasi pada 1965, hubungan kedua negara itu masih sering kali tegang, terutama karena kependudukan Jepang di semenanjung Korea pada masa lampau.
Pada Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan, Jepang mengeluhkan para penonton yang mengibarkan bendera semenanjung Korea yang menggambarkan pulau-pulau yang disengketakan oleh kedua negara, yang dikenal sebagai Dokdo dalam bahasa Korea dan Takeshima dalam bahasa Jepang.
Pada 2019, Korea Selatan juga meminta IOC untuk melarang Jepang menggunakan bendera "Matahari Terbit" di Olimpiade, yang merupakan simbol imperialis Jepang di masa lalu.
Baca juga: Lifter Brazil dicoret dari tim Olimpiade Tokyo karena doping
Baca juga: Panpel Olimpiade laporkan kasus COVID-19 pertama di Kampung Atlet
Baca juga: Deretan petenis top dunia yang mundur dari Olimpiade Tokyo
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021