Listrik di Papua pakai tenaga surya

18 Juli 2021 20:19 WIB
Listrik di Papua pakai tenaga surya
Petugas mengecek panel surya di Kampung Wejim Timur, Distrik Kepulauan Sembilan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (3/2/2021). PLN UP 3 Sorong melakukan uji coba pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai salah satu dukungan program Papua Terang dengan menggunakan energi terbarukan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). ANTARA FOTO/Olha Mulalinda/hp.                  

Pemanfaatan energi surya merupakan upaya PLN untuk mendukung percepatan bauran energi baru terbarukan yang ditargetkan pemerintah sebesar 23 persen pada 2025

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya mengalirkan listrik ke desa-desa terpencil di Papua dan Papua Barat dengan memanfaatkan energi tenaga surya.

"Pemanfaatan energi surya merupakan upaya PLN untuk mendukung percepatan bauran energi baru terbarukan yang ditargetkan pemerintah sebesar 23 persen pada 2025," kata Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Minggu.

Pembangkit listrik tenaga surya yang mengandalkan radiasi matahari menjadi alternatif untuk melistriki daerah yang sulit dijangkau transportasi darat, sehingga cocok untuk kawasan terpencil.

Sepanjang 2016 hingga 2020, PLN telah mengalirkan listrik ke 807 desa yang dinikmati hampir 38 ribu pelanggan di Papua dan Papua Barat.

Nilai investasi yang dikucurkan PLN untuk menerangi 807 desa itu mencapai Rp2,03 triliun atau setara Rp53,6 juta untuk melistriki setiap pelanggan di kedua provinsi tersebut.

Saat ini total ada 7.036 desa di Papua dan Papua Barat yang telah mendapatkan aliran listrik dengan rasio desa berlistrik sebesar 95,62 persen.

"PLN terus melakukan percepatan untuk melistriki desa-desa tersebut hingga rasio desa berlistrik mencapai 100 persen sesuai dengan penugasan pemerintah,” ujar Huda.

Baca juga: Desa terpencil di NTT dapat bantuan cahaya listrik bertenaga surya
Baca juga: Labuan Bajo akan pakai energi surya berkapasitas 30 megawatt


PLN terus mengupayakan 328 desa di Papua dan Papua Barat segera terlistriki. Rencananya, 32 desa menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Sementara 285 desa juga akan menfaatkan listrik surya melalui Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) dan Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL). Desa-desa tersebut berada di lokasi yang sulit dijangkau dan jauh dari jaringan eksisting.

“Sisanya sembilan desa akan kami listriki melalui perluasan jaringan listrik eksisting dan dua desa memakai Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) hybrid PLTS dengan memanfaatkan mesin yang telah ada,” ucap Huda.

Selain fokus untuk melistriki desa-desa terpencil, PLN juga telah memperkuat sistem kelistrikan untuk Papua dan Papua Barat.

Daya mampu kedua provinsi tersebut saat ini telah mencapai 454 megawatt dengan beban puncak sebesar 299 megawatt. Dengan kondisi yang ada, PLN memiliki cadangan daya sebesar 155 megawatt yang siap dimaksimalkan.

Lebih lanjut Huda mengajak para investor untuk masuk dan berinvestasi di Papua dan Papua Barat. Pihaknya menjamin ketersediaan pasokan daya dari pembangkit dan penguatan jaringan untuk menghasilkan listrik.

Menurutnya, kapasitas yang dikembangkan PLN bukan hanya cukup, namun juga andal untuk pelanggan.

“Kami berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan prima dan andal. Hal ini mengingat ketersediaan listrik merupakan salah satu poin penting dalam bisnis dan industri,” pungkas Huda.

Baca juga: Realisasi bauran EBT capai 13,55 persen hingga April 2021
Baca juga: Anggota DPR ingatkan pemerintah agar fokus kembangkan PLTS

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Apep Suhendar
Copyright © ANTARA 2021