Gagal mengangkat Trofi Henri Delaunay karena kalah adu penalti melawan Italia, mereka mengalihkan perhatian kepada Olimpiade Tokyo.
Salah seorang dari keenam pesepak bola itu dinobatkan sebagai pemain muda terbaik Euro 2020. Dia adalah Pedri Gonzales Lopez.
Baca juga: Pedri sabet penghargaan Pemain Muda Terbaik Euro 2020
Pedri hanya absen satu menit selama Euro 2020. Selalu diturunkan sejak kickoff sampai pertandingan habis. Dia menjelajahi lapangan dengan total jarak kilometer yang tidak ada seorang pemain Euro 2020 pun yang bisa menandinginya.
Setelah bermain satu musim penuh bersama tim pertama Barcelona dalam 60 pertandingan, dari 8 Juli 2020 sampai 7 Juli 2020, yang disusul tampil selama 90 menit dalam enam pertandingan Spanyol selama Euro 2020, banyak yang beranggapan Pedri bakal habis begitu dipanggil masuk timnas Spanyol untuk Olimpiade 2020 di Tokyo.
Kebanyakan orang mengira mantan pemain Las Palmas ini akan kelelahan sehingga tak bisa lagi bersinar seperti dalam Piala Eropa 2020. Semua orang kecele. Pedri justru enggak ada matinya.
Masuk sebagai pemain pengganti dalam pertandingan pemanasan menjelang Olimpiade Tokyo melawan tuan rumah Jepang pada 17 Juli di Kobe, gelandang Barcelona ini lagi-lagi menjadi bintang untuk timnya ketika merancang assist yang membuat La Roja menyamakan kedudukan 1-1.
Pemain remaja ini masuk pada menit ke-67 menggantikan Dani Ceballos untuk langsung menjadi dirigen permainan Spanyol yang selama satu jam pertama pertandingan tampil membosankan.
Dia seketika mengubah ritme permainan Spanyol dan dalam sepuluh menit setelah masuk lapangan, dia mengorkestrai ofensif mematikan bersama Juan Miranda di sektor kiri lapangan, guna mengirimkan umpan silang matang yang dituntaskan Carlos Soler sehingga Spanyol pun terhindar dari kekalahan.
Sekalipun saat itu dia menjadi pemain paling muda dalam skuad Spanyol, masih 18 tahun, Pedri bermain bagaikan orang yang paling senior dalam tim. Tetapi ini pula yang terjadi dan terlihat semua orang saat Spanyol mengarungi putaran final Euro 2020 yang baru lewat lalu.
Pedri si bocah ajaib adalah salah seorang pemain yang diyakini banyak kalangan bakal bersinar dalam Olimpiade Tokyo, bahkan mungkin yang paling terang sinarnya di lapangan hijau Olimpiade.
Baca juga: Pedri enggan dibandingkan dengan Andres Iniesta
Pedri melewati yang lain
Pedri dipercaya jauh melewati pemain-pemain hebat dari berbagai negara yang diperkirakan bakal menjadi bintang dalam Olimpiade Tokyo.
Mulai dari Takegusa Kubo dari Jepang, Diego Lainez dari Meksiko, Lyle Fostert dari Afrika Selatan, Alexis Ma Allister dari Argentina, Matheus Cunha dari Brazil, Mohamed Salah dari Mesir, dan Amad Diallo dari Pantai Gading, sampai bintang Korea Selatan yang pemain Valencia, Lee Kang-in.
Pedri, bersama lima pemain Spanyol lainnya yang baru menyelesaikan Euro 2020, membuat Spanyol masuk arena Olimpiade sebagai skuad paling kuat dan paling teruji dibandingkan dengan tim-tim lain dalam memburu medali emas Olimpiade Tokyo.
Kelima pemain Spanyol lainnya adalah penjaga gawang Unai Simon, dua bek tengah Eric Garcia dan Pau Torres, gelandang Dani Olmo, serta striker Mikel Oyarzabal.
Mereka akan mendampingi sembilan pemain U-23 yang dua tahun lalu menjuarai Euro U-21.
Kesembilannya adalah Oscar Mingueza, Marc Cucurella, Martin Zubimendi, Marco Asensio, Mikel Merino, Dani Ceballos, Carlos Soler, Bryan Gil, dan Rafa Mir.
Mereka masih ditambah tujuh pemain lain sehingga genap 22 pemain sesuai ditentukan FIFA, yakni dua kiper cadangan Alex Dominguez dan Alvaro Fernandes, trio bek Juan Miranda, Oscar Gil dan Jesus Vallejo, gelandang Jon Moncayol, striker Javi Puoda.
Ketentuan OIimpiade menyebutkan para pemain yang turut berkompetisi dalam ajang olah raga terbesar sejagat ini adalah mereka dari tim U-23, ditambah tiga pemain senior.
Baca juga: Jepang batalkan laga persahabatan lawan Jamaika karena COVID-19
Dan tiga pemain senior dalam tim Spanyol adalah Marco Asensio, Mikel Merino, dan Dani Ceballos.
Sejak Senin pagi pekan ini mereka sudah berada di Kobe, dan Sabtu 17 Juli mereka menggelar laga persahabatan dengan tuan rumah Jepang yang berakhir seri 1-1 itu.
Pada saat mereka pindah dari Kobe ke Sapporo pada 21 Juli, tim sepak bola putra Spanyol untuk Olimpiade Tokyo itu pun mengawali perjalanan memburu medali emas.
Memang tak ada jaminan Spanyol bakal sukses, namun pelatih mereka yang juga pelatih U-21 Spanyol, Luis de la Fuente, terang-terangan menerima predikat favorit juara turnamen 16 tim itu untuk timnya.
Mengukuhkan supremasi
Spanyol akan berada di Grup C bersama Mesir yang diperkuat bintang Liverpool Mohamed Salah, Argentina dan Australia.
Baca juga: Mohamed Salah dikeluarkan dari skuad Olimpiade Mesir
12 tim lainnya bergabung dalam tiga grup lainnya. Grup A dihuni tuan rumah Jepang, Afrika Selatan, Meksiko, dan Prancis. Grup B diisi Selandia Baru, Korea Selatan, Honduras, dan Rumania. Grup D dihuni juara bertahan Brazil, Jerman si peraih perak Olimpiade 2016, Pantai Gading, dan Arab Saudi.
Dengan enam pemain eks Euro 2020 dan sembilan pemain yang menjuarai Euro U-21, Spanyol menjadi tim tangguh yang difavoritkan merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
Di atas kertas, Spanyol adalah memang tim yang sulit ditandingi tim-tim lain.
Tetapi gelandang Osasuna Jon Moncayola, kepada ESPN, berusaha merendah bahwa “Kami memang salah satu favorit, tetapi kami harus melihat bagaimana kami bisa beradaptasi dengan suhu dan kelembaban.”
Mereka juga harus bermain tanpa kehadiran penonton dan tempat tertutup karena tuan rumah Jepang mengkhawatirkan penyebaran COVID-19.
Memang berbeda dengan masa-sama normal Olimpiade yang penuh hingar bingar penonton, tetapi peluang besar tetap terbuka bagi Spanyol.
“Ini bisa jadi bersejarah,” kata de la Fuente. Bahkan bisa menjadi batu loncatan menuju level lebih tinggi lagi, Piala Dunia Qatar pada November 2022.
Fakta ada enam pemain alumni Euro 2020 yang memperkuat Spanyol dalam Olimpiade bakal mendorong La Roja menunjukkan sekuat mungkin akan sebagus apa mereka nanti.
Mereka akan sekuat tenaga mengukuhkan supremasi La Roja dan memulihkan tempat seharusnya Spanyol setelah lebih dari sepekan lalu tersingkir dari Euro 2020 yang bukan oleh permainan terbuka, melainkan adu penalti.
Mereka, khususnya enam anggota legiun Euro 2020, masih menggenggam harapan guna menjadi yang terbaik setelah disingkirkan Italia dari Euro 2020.
Mereka berusaha melanjutkan mimpi menjadi yang terbaik dengan pergi ke Jepang, membangun masa depannya sendiri dan memburu medali emas Olimpiade.
Trofi Henri Delaunay boleh melayang jauh di bawa pergi ke Roma oleh Italia, tetapi medali emas Olimpiade mesti mereka bawa pulang ke Madrid dari Tokyo.
Baca juga: Jerman tinggalkan laga persahabatan Olimpiade akibat perilaku rasis
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021