"Sebelas titik panas ini terdeteksi pada 18-19 Juli dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi di Kupang, Senin.
Sebaran titik panas terbanyak muncul di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, 4 diantaranya di Kecamatan Aesesa dan di Kabupaten Sumba Timur sebanyak 4 titik panas, yakni 2 titik di Kecamatan Pandawai serta 2 di Kecamatan Haharu, lalu di Kecamatan Tabundung 1 titik.
Selain itu 1 titik panas terdeteksi di Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, 1 titik di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, dan 1 titik di Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Baca juga: BMKG deteksi tiga titik panas di NTT
Baca juga: BMKG sebut NTT masuki musim kemarau, cegah karhutla
Ia menjelaskan sebaran titik panas terdetekesi berdasarkan pantauan Satelit Terra, Aqua, Suomi NPP, dan NOAA20 oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dalam jangkauan 1 kilo meter persegi fan diobservasi 2-4 kali per hari.
Namun demikian, pada wilayah yang tertutup awan, maka titik panas tidak dapat terdeteksi.
Citra satelit tersebut, kata dia, hanya menilai anomali reflektivitas dan suhu sekitar yang diimplementasikan sebagai titik panas. "Penyebab adanya anomali tersebut tidak dapat kami pastikan," katanya.
Agung menambahkan kondisi kekeringan dan hembusan angin kencang juga menjadi penyebab tidak langsung dalam sebaran suatu titik panas.*
Baca juga: Lima peristiwa karhutla terjadi di Rote Ndao selama masa kekeringan
Baca juga: BBKSDA terapkan pendekatan 3A dalam menjaga Cagar Alam Gunung Mutis
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021