Cara pintar isoman COVID-19 agar cepat pulih

20 Juli 2021 07:46 WIB
Cara pintar isoman COVID-19 agar cepat pulih
Ilustrasi - Petugas kesehatan memasuki area isolasi mandiri saat melakukan pendataan bagi warga yang terpapar COVID-19 di Banjar Terunasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar, Bali, Kamis (1/7/2021). Satgas COVID-19 menerapkan PPKM Mikro secara ketat di kawasan tersebut menyusul 20 warga setempat dinyatakan positif COVID-19 setelah melakukan tes usap PCR yang diikuti 43 warga pada Selasa (29/6). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wsj.
Umumnya seseorang akan cepat panik saat mendapati hasil tes usap baik antigen maupun PCR menunjukkan kata positif. Hal itu wajar sebab tak ada satu pun orang yang ingin mendapati dirinya terkena virus menjadi pandemi di seluruh belahan dunia itu.

Namun sebenarnya tidak perlu panik berlebihan jika terpaksa harus mendapati diri terpapar virus corona. Meskipun untuk saat ini sebagian besar orang dengan gejala ringan hampir pasti kehabisan tempat rawat inap di rumah sakit khusus penanganan pandemi COVID-19.

Sebab terpapar virus corona dengan gejala ringan sampai sedang sejatinya dapat disembuhkan melalui skema isolasi mandiri atau Isoman di rumah dengan beberapa langkah mudah namun harus konsisten diterapkan.

Baca juga: Alasan kontak erat COVID-19 perlu isoman meski hasil antigen negatif

Baca juga: Jaga nafsu makan anak penting di tengah pandemi COVID-19


Isolasi mandiri dengan cara yang tepat merupakan solusi terkini yang turut disarankan sebagai solusi guna mengatasi polemik kehabisan tempat layanan di rumah sakit akibat melonjaknya pasien yang terpapar virus corona.

Pakar kesehatan dr Jonathan Surentu dari Siloam Hospitals Manado menjelaskan pentingnya beberapa langkah menuju sehat selama menjalankan program Isoman.

Dikatakan Jonathan Surentu, Isoman mulai dilakukan saat PCR Test atau Hasil Swab Antigen diketahui positif dengan sejumlah gejala ringan pun gejala sedang. Misalnya batuk, pilek, sakit kepala atau tidak memiliki gejala sama sekali (Asimtomatik).

Menurut dia, isoman dilakukan di lingkungan rumah atau di kamar yang memiliki ventilasi udara yang cukup baik. Setelah itu siapkan sejumlah peralatan medis pun obat dan vitamin.

Dijelaskannya, beberapa alat medis dasar yang perlu disiapkan antara lain masker medis, thermometer (pengukur suhu badan), oxymeter (pengukur saturasi Oksigen), obat-obatan (paracetamol 3x500 mg bila demam/nyeri, vitamin C 3x500 mg, vitamin D 400-1000 IU, multivitamin, dan obat-obatan yang direkomendasikan dokter).

Selain itu, selama melakukan Isoman, protokol kesehatan tetap dipertahankan, yaitu tetap dirumah, selalu cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, gunakan masker, dan tetap menjaga jarak dengan penghuni rumah didalamnya.

Baca juga: PHRI: Tarif hotel karantina berdasarkan klasifikasi bintang

Dokter Jonathan Surentu yang berpraktik tetap di RS Siloam Manado ini pun mengingatkan jika bergejala batuk, penting pula agar etika batuk pun diterapkan, yaitu gunakan tissue atau menutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam jika batuk berkelanjutan. Hal lainnya yang tak kalah penting adalah melakukan olahraga ringan selama 30 menit 3-5 kali per minggu, serta berjemur di pagi hari selama 10-15 menit.

Kebersihan rumah dan kamar pun memegang hal penting selama isoman selain mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga teratur.

Isoman Anak-anak

Meningkatnya kasus COVID-19 pada anak saat ini pun sedang terjadi di tanah air dan merupakan persoalan baru yang harus segera ditangani.

Anak juga perlu mendapatkan perawatan yang baik selama masa isolasi agar cepat pulih. Menerapkan isolasi mandiri kepada anak pun dapat dilakukan hingga kembali sehat.

Namun dalam pengerjaannya, perlu diperhatikan beberapa hal agar kondisi anak tetap fit. Pada edukasi selanjutnya, Jonathan Surentu tidak menyarankan isoman dilanjutkan pada anak jika mengalami demam, batuk dan disertai sesak secara bersamaan dengan saturasi oksigen kurang dari 95 persen.

Ia menyarankan penghentian isolasi mandiri pada anak jika perilaku anak mengalami gejala banyak tidur atau saat bernafas menyisakan cekungan di dada, mengalami demam berkelanjutan dan kejang. Ia menegaskan pentingnya anak agar segera dibawa ke rumah sakit.

Mewaspadai perilaku anak yang turut melakukan Isoman yang sulit makan dan minum serta buang air kecil mulai berkurang, merupakan gejala yang harus ditangani segera oleh dokter dirumah sakit.

Ia menambahkan, jika terjadi penurunan kesadaran dan sulit bernapas pada anak maka, hentikan isoman dan segera lakukan tindak lanjut untuk ke rumah sakit.

Baca juga: Telemedisin hingga WhatsApp grup bisa bantu pantau pasien isoman

Baca juga: Kemarin, cara minum jamu sampai alasan swab negatif harus isoman


Lapor RT

Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr Reisa Broto Asmoro menyampaikan tips apabila hasil tes dinyatakan positif tapi tidak merasakan gejala serius yang membutuhkan bantuan medis atau tanpa gejala sama sekali.

Ia membenarkan bahwa seseorang yang tidak bergejala serius tersebut bisa melakukan isolasi mandiri. Namun harus diingat pula bahwa isolasi mandiri bukan berarti pasien sendirian tanpa bantuan orang lain. Isolasi boleh mandiri tetapi sembuh kembali negatif COVID-19 tidak harus sendiri, melainkan melibatkan orang-orang sekitar agar terpantau dengan baik.

Langkah selanjutnya, disarankan untuk segera lapor ke Ketua Rukun Tetangga (RT) atau Ketua Rukun Warga (RW) atau satgas setempat. Sebab mereka yang akan mendata dan membantu untuk melaporkan ke Puskesmas terdekat.

dr Reisa mengatakan, ada baiknya pada tahap ini terutama setelah hasil tes didapat, segera membuka kontak dengan dokter dari pelayanan jasa kesehatan daring atau telemedis yang akan memandu dan memberi saran selama masa isoman.

Dan kabar baik bagi masyarakat di Jabodetabek karena sudah ada 11 penyedia jasa layanan telemedis yang selalu siap memberikan konsultasi bahkan obat-obatan dan vitamin gratis karena sudah menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan.

Reisa menekankan pentingnya untuk memilih lokasi isolasi mandiri yang terpisah dan tidak memungkinkan kontak dengan anggota keluarga lainnya. Selain itu harus dipastikan ruangan bersih, ventilasi, dan sirkulasi udara tempat isoman selalu baik.

Hal yang juga penting yakni menggunakan alat makan dan alat mandiri pribadi. Bahkan perlengkapan ibadah pun jauh lebih baik bila menggunakannya sendiri.

Selanjutnya pastikan agar persediaan vitamin dan suplemen lainnya mencukupi dan sudah ada izin Badan POM. Penting pula untuk selalu berkonsultasi dan meminta resep dokter apabila perlu obat-obatan lainnya.

Pelaku isoman juga harus banyak minum air matang dan bersih atau air mineral agar tidak dehidrasi dan mengonsumsi hanya makanan bergizi seimbang.

Dengan langkah-langkah pintar tersebut maka isoman akan menjadi cara terbaik untuk segera pulih dari COVID-19.

Baca juga: Kodam IX/Udayana terima 1.300 obat-obatan bagi warga prasejahtera

Baca juga: KlikDokter dan ATIC sediakan layanan isoman pasien COVID

Baca juga: IDAI: Tidak perlu berikan antibiotik untuk pengobatan COVID-19 anak

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021