Idul Adha dapat menjadi momentum pengorbanan kita bersama, salah satu langkahnya beribadah dengan protokol kesehatan ketat, mengorbankan harta kita lewat pemotongan hewan kurban
Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan menilai perayaan Hari Raya Idul Adha merupakan momentum untuk melakukan introspeksi terhadap pengorbanan kepada bangsa, negara, dan agama.
Dia mengatakan, Idul Adha 1442 Hijriah harus disambut dengan suka cita meskipun dirayakan di tengah kondisi pandemi COVID-19.
"Saya menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah atau 2021 Masehi kepada seluruh umat Islam di Indonesia dan dunia. Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, semoga kita tetap diberikan kesabaran dan kekuatan menghadapi kondisi saat ini," kata Syarief Hasan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Baca juga: MPR: Idul Adha momentum umat perkuat solidaritas atasi pandemi
Dia berharap, Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah menjadi momentum memberikan pengorbanan terbaik kepada bangsa Indonesia dalam melawan pandemi COVID-19.
"Idul Adha dapat menjadi momentum pengorbanan kita bersama, salah satu langkahnya beribadah dengan protokol kesehatan ketat, mengorbankan harta kita lewat pemotongan hewan kurban," katanya.
Selain itu menurut dia, dengan membantu masyarakat yang kesulitan ekonomi, hingga belanja kebutuhan lebaran di gerai-gerai UMKM sehingga mereka bisa tetap tumbuh.
Syarief berharap, Hari Raya Idul Adha dan prosesi berkurban dapat semakin memantapkan hubungan diri dengan Sang Pencipta dan sesama umat manusia.
Dia menilai melalui prosesi berkurban dapat melatih diri untuk semakin taat kepada Allah SWT melalui berbagai pengorbanan yang dikerjakan dan semakin menguatkan hubungan kita dengan sesama umat manusia.
Namun dia mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap memperhatikan protokoler kesehatan karena masih berada di dalam suasana pandemi COVID-19.
"Karena itu kita harus tetap memperhatikan protokoler kesehatan selama lebaran ini. Salat Hari Raya Idul Adha maupun pemotongan dan pendistribusian daging hewan kurban harus memperhatikan protokoler kesehatan," katanya.
Baca juga: Bamsoet: Antisipasi penurunan ekonomi akibat perpanjangan PPKM darurat
Dia mengatakan memperhatikan prokes harus tetap diperhatikan terutama pemerintah telah membuat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk menekan pandemi COVID-19.
Politisi Partai Demokrat itu menilai pemerintah telah membuat kebijakan PPKM Darurat maupun PPKM Mikro dengan harapan bahwa tidak terjadi penularan COVID-19 dari suatu daerah ke daerah lainnya.
"Kita wajib saling menjaga satu sama lain dari pandemi COVID-19 ini dengan selalu berdoa kepada Sang Pencipta," katanya.
Dia juga mendorong Pemerintah untuk menguatkan komunikasi dan koordinasi dengan ulama dan tokoh agama di daerah-daerah karena sangat didengarkan masyarakat.
Karena itu menurut dia, Pemerintah sebagai umara harus membangun komunikasi yang baik dengan ulama dan tokoh agama dalam rangka mencegah munculnya kasus COVID-19 selama masa lebaran.
"Kuncinya ibadah shalat dan pemotongan serta pendistribusian hewan kurban tetap jalan, namun tetap memperhatikan protokoler kesehatan," ujarnya.
Baca juga: MPR: Percepatan vaksinasi COVID-19 harus jadi gerakan bersama
Baca juga: Gus Jazil ajak masyarakat mau divaksin guna menangkal COVID-19
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021