• Beranda
  • Berita
  • Pembawa bendera kirim pesan kesetaraan dan lawan rasisme di pembukaan

Pembawa bendera kirim pesan kesetaraan dan lawan rasisme di pembukaan

23 Juli 2021 00:50 WIB
Pembawa bendera kirim pesan kesetaraan dan lawan rasisme di pembukaan
National Stadium, yang akan menjadi stadion utama penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, difoto di Tokyo, Jepang, pada 18 Maret 2021. ANTARA/REUTERS/Kim Yung Hoon.

Ini adalah identitas, dapat menunjukkan siapa Anda ke seluruh dunia

Negara-negara peserta Olimpiade diharapkan menunjukkan dukungan mereka terhadap kesetaraan gender dan keadilan rasial pada Jumat malam dengan penunjukkan para pembawa bendera kontingen mereka di upacara pembukaan.

Komite Olimpiade Internasional mengubah aturan dan meminta setiap negara memilih dua pembawa bendera sebagai upaya meningkatkan kesetaraan gender di Olimpiade Tokyo.

Peraih medali emas dayung Mohamed Sbihi menjadi muslim pertama yang akan membawa bendera Inggris, bersama pelayar Hannah Mills.

"Merupakan suatu kehormatan diundang menjadi pembawa bendera Tim Inggris Raya," kata Sbihi seperti dikutip Reuters, Kamis. "Berada dalam gerakan Olimpiade ini merupakan momen ikonik, orang-orang akan ingat gambaran itu."

Baca juga: 950 orang hadiri upacara pembukaan Olimpiade Tokyo
Baca juga: Kaisar Jepang akan hadiri upacara pembukaan Olimpiade Tokyo

Atlet Australia Cate Campbell dan Patty Mills akan mengikuti Olimpiade keempatnya. Mills, pebasket yang bermain untuk tim NBA San Antonio Spurs, akan menjadi warga pribumi Australia yang terpilih membawa bendera di upacara pembukaan.

"Ini adalah identitas, dapat menunjukkan siapa Anda ke seluruh dunia," kata Mills. "Ini adalah salah satu dari beberapa yang membuat Anda bangga tentang siapa diri Anda. Kami telah benar-benar datang dari jauh untuk olahraga Australia dan ini spesial."

Sedangkan kontingen Amerika Serikat akan dipimpin pebasket berusia 40 tahun Sue Bird dan atlet bisbol Eddy Alvarez yang berdarah campuran Kuba-Amerika. Alvarez, yang juga memenangi medali perak untuk speedskating di Olimpiade Musim Dingin 2014, telah menunjukkan dukungannya bagi masyarakat Kuba yang telah turun ke jalan melakukan protes di tengah krisis ekonomi negaranya.

Baca juga: Ibu Negara Amerika Serikat tiba di Tokyo hadiri pembukaan Olimpiade

"Kami bersimpati kepada masyarakat Kuba saat ini. Kami sangat bangga dengan mereka karena mereka turun kejalan untuk unjuk rasa dengan batu, garpu kebun, dan sapu," kata dia.

Sementara Belanda menunjuk sprinter berusia 36 tahun yang juga atlet kulit hitam Churandy martina dari Curacao bersama atlet skateboard Keet Oldenbeuving, 16. Mereka merupakan atlet tertua dan termuda di kontingen Belanda.

Negara tetangganya, Belgia menampilkan wakil dari perbedaan linguistik negara itu, yaitu atlet heptatlon Nafi Thiam, yang bicara bahasa Prancis, dan atlet hoki Felix Denayer, seorang penutur bahasa Belanda.

"Suatu kehormatan," tulis sprinter berkulit hitam asal Swiss Mujinga Kambundji dengan emoji benera Swiss di Instagram setelah ia terpilih membawa bendera di samping Max Heinzer.

"Ketika saya memulai atletik saat kecil, ikut di Olimpiade tak pernah terdengar sangat realistis. Hari ini saya bersiap untuk Olimpiade ketiga saya, dan kehormatan ini membuat pengalaman ini jauh lebih spesial."

Baca juga: Indonesia turunkan 10 orang dalam defile pembukaan Olimpiade Tokyo
Baca juga: China pertimbangkan wakil perdana menteri hadiri pembukaan Olimpiade
Baca juga: Sutradara acara pembukaan Olimpiade dipecat karena lelucon holocaust

 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021