"Penggunaan IoT pada IVC (Insulated Vaccine Carrier/Kotak Penyimpan Vaksin) memungkinkan pengiriman data yang akurat, sekaligus mencatat pergerakan suhu secara sistematis selama distribusi berlangsung," kata Direktur Enterprise dan Business Service Telkom Indonesia, Edi Witjara, dalam acara penandatangangan MoU (Nota Kesepahaman) antara Telkom Indonesia dan Trisinar Indopratama di Jakarta, Jumat.
Penandatangan MoU yang dilakukan secara virtual itu dilakukan antara Executive Vice President Divisi Business Service PT Telkom Indonesia Syaifudin dan Direktur Utama PT. Trisinar Indopratama Sjamsoe Fadjar.
Baca juga: Pengamat nilai penjajakan Telkom-SpaceX demi pemerataan konektivitas
Edi Witjara memaparkan, IVC dengan teknologi IoT akan menjamin parameter kualitas vaksin tetap baik sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Ia mengutarakan rasa bangsanya bahwa bahwa terobosan ini lahir dari dua perusahaan dalam negeri antara Telkom dan Technoplast yang diharapkan mampu berkontribusi secara produktif kepada penanggulangan pandemi saat ini.
Kolaborasi kedua korporasi itu, ujar dia, mendukung segala upaya pemerintah dalam menggenjot distribusi vaksin COVID-19 demi mencapai kekebalan kelompok. Apalagi, vaksinasi COVID-19 saat ini dinilai sebagai kebutuhan vital nasional demi mencapai tujuan kekebalan kelompok yang kini menjadi agenda bersama seluruh pemangku kepentingan di Indonesia.
Direktur Technoplast, Ellies Kiswoto mengapresiasi dukungan Telkom Indonesia dalam penerapan teknologi IoT pada boks vaksin buatan Technoplast.
Baca juga: Anggota DPR dorong transformasi Telkom demi penguatan kedaulatan data
Ellies menjelaskan pada awalnya pihaknya hanya fokus melakukan inovasi pembuatan boks vaksin standar medis sesuai spesifikasi vaksin COVID-19 hasil ketetapan pemerintah yakni dapat menjaga suhu 2-8 derajat selama penyimpanan dan distribusi.
Namun, lanjutnya, Technoplast juga melihat kompleksitas geografis khususnya distribusi ke 514 kabupaten/kota di Indonesia yang perlu ditunjang implementasi teknologi di dalamnya.
"Penempatan IoT pada IVC Technoplast adalah terobosan yang menjawab kebutuhan pemangku kepentingan dalam memastikan kualitas dan keamanan vaksin pada setiap titik distribusi. Faktanya adalah vaksin merupakan produk biologis yang mudah rusak, maka penggunaan teknologi IoT pada boks vaksin mampu menekan resiko pengiriman vaksin oleh para produsen dan pemangku kepentingan secara terintegrasi," ujar Ellies Kiswoto.
Ia mengemukakan, kolaborasi Telkom dan Technoplast melahirkan boks vaksin standar medis pertama di Indonesia dengan teknologi IoT, sekaligus mampu menjaga stabilitas suhu 2-8 derajat celcius selama 48 jam melalui penilaian balai uji Sucofindo.
Hal tersebut juga dinilai Telkom dan Technoplast dapat menjadi pengungkit daya saing bukan hanya bagi kemandirian dalam negeri, namun bagi pasar ekspor di luar Indonesia.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021