Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan transformasi digital merupakan solusi bagi pelaku UMKM, yang terdampak kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk tetap dapat meningkatkan kinerja usahanya.Salah satu strategi yang dapat dilakukan UMKM adalah bergabung ke dalam marketplace untuk berjualan dan memasarkan produknya secara digital
"Hal tersebut mempengaruhi kondisi keuangan UMKM disertai dengan adanya kendala akses permodalan menyebabkan banyak usaha UMKM terganggu dan bahkan sampai menutup usahanya," kata Menteri Teten dalam acara webinar dengan tema "Akselerasi Digital UMKM Dalam Rangka Pemulihan Emonomi" yang diselenggarakan oleh STIE Indonesia Banking School di Jakarta, Jumat.
Dampak pandemi COVID-19, yang dihadapi UMKM sangat signifikan, terutama pada saat diberlakukan pembatasan mobilitas masyarakat, yang memicu penurunan penjualan dan pada akhirnya menurunnya pendapatan UMKM.
Karena itu, menurut dia, salah satu strategi yang dapat dilakukan UMKM adalah bergabung ke dalam marketplace untuk berjualan dan memasarkan produknya secara digital sebagai upaya bertahan pada masa pandemi COVID-19.
Teten mengatakan sudah semakin banyak masyarakat yang go digital terlihat dari angka peningkatan transaksi beberapa lokapasar daring besar.
"Tercatat nilai transaksi e-commerce pada periode 2019-2020 secara year-on-year meningkat 29,6 persen dan pada kuartal I 2021, Bank Indonesia mencatat data transaksi e-commerce besar mencapai 548 juta dengan nilai Rp88 triliun, masing-masing meningkat 99 persen dan 52 persen secara year-on-year," terangnya.
Pemerintah mencanangkan program digitalisasi UMKM dengan target pada 2024 sebanyak 30 juta pelaku UMKM terhubung dengan digital. Program ini sekaligus memperbaiki struktur ekonomi nasional yang didominasi oleh UMKM.
"Upaya percepatan digitalisasi UMKM merupakan suatu keniscayaan, didukung dengan infrastruktur digital yang dikembangkan pemerintah seperti pembangunan jaringan 4G, proyek Palapa dan lainnya, perkembangan pengguna digital Indonesia yang terus meningkat, serta lanskap digital Indonesia yang kuat," ujarnya.
Walaupun telah banyak UMKM yang tergabung dalam ekosistem digital, namun menurut Teten, masih banyak yang perlu terus didorong.
Selain itu, tantangan dalam mendorong digitalisasi UMKM terdapat dari aspek SDM terkait literasi digital serta aspek produk seperti kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan serta konsistensi dalam menjaga kualitas.
Untuk peningkatan literasi digital UMKM, Kemenkop UKM telah mengembangkan media pembelajaran online, yaitu edukukm.id, yang dapat diakses UMKM secara luas.
Selain Kemenkop UKM, terdapat beberapa kanal pembelajaran lainnya seperti onboardingumkm.id yang dikembangkan oleh Bank Indonesia.
Pemerintah juga telah menyusun peta jalan digitalisasi UMKM dengan target UMKM digital secara bertahap dari 2021 sebanyak 13,7 juta, 2022 sebanyak 19 juta, 2023 sebanyak 24,5 juta, dan 2024 sebanyak 30 juta.
Penyusunan peta jalan tersebut dilengkapi dengan rencana aksi untuk pelaksanaan berbagai program dan kegiatan digitalisasi UMKM secara nasional.
Selain penyusunan peta jalan, pemerintah sejak Mei 2020 telah meluncurkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia atau Gernas BBI. Tujuan gerakan ini adalah untuk akselerasi transformasi digital UMKM, memperkuat kelangsungan usaha, percepatan perputaran siklus ekonomi, mendorong semangat bangga produk lokal, dan mendorong nation branding produk lokal unggulan.
"Walaupun pandemi COVID-19 memang merupakan musibah, namun kiranya kita tetap harus dapat memanfaatkan momentum ini seoptimal mungkin, yaitu untuk menuju percepatan Indonesia dalam digitalisasi UMKM, sekaligus untuk dukungan pemulihan ekonomi nasional," ujar Teten.
Baca juga: Menkop UKM minta sinergi semua pihak bantu UMKM terdampak PPKM
Baca juga: "Go digital" jadi kunci UMKM raup untung di PPKM darurat
Baca juga: Kiat UMKM manfaatkan teknologi agar bertahan PPKM Darurat
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021