Manajer Tim Dayung Indonesia sekaligus Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) Budiman Setiawan mengatakan Mutiara Rahma Putri dan Melani Putri kalah jam terbang di Olimpiade Tokyo.Penampilan Mutiara dan Melani cukup baik sesuai dengan harapan. Namun kekalahan ini memang karena lawan jauh di atas mereka
Dua pedayung Indonesia harus puas di posisi terakhir dengan catatan waktu 7 menit 52,57 detik dalam persaingan heat 1 nomor scull ganda kelas ringan putri di Sea Forest Waterway, Tokyo Bay, Sabtu.
Mereka tertinggal dengan selisih 49,10 detik dari wakil Prancis Laura Tarantola/Claire Bove yang finis terdepan.
Baca juga: Pedayung Indonesia di posisi terakhir heat 1 Olimpaide Tokyo
Budiman mengakui pengalaman jadi faktor utama pasangan Indonesia berada di posisi buncit. Mutiara/Melani memang berstatus debutan. Usia mereka juga terbilang muda. Mutiara 17 tahun, sementara Melani 21 tahun.
"Penampilan Mutiara dan Melani cukup baik sesuai dengan harapan. Namun kekalahan ini memang karena lawan jauh di atas mereka. Terutama jam terbang, lawan rata-rata sudah 10 tahun lebih, sedangkan Mutiara/Melani baru 1-2 tahun," kata Budiman kepada ANTARA, Sabtu.
Hal senada juga diungkapkan sang pelatih M. Hadris yang mengatakan Indonesia masih tertinggal untuk cabang olahraga dayung.
Baca juga: Mutiara/Melani gugup hingga gemetar saat debut di Olimpiade Tokyo
"Mutiara/Melani mencoba untuk bisa bersaing di awal-awal perlombaan. Saat start hingga 500 meter mereka masih dekat. Namun harus kita akui olahraga rowing itu yang menguasainya orang-orang Eropa," ujar Hadris.
Atlet dayung Indonesia masih memiliki kesempatan melalui babak repechage untuk bisa ke semifinal. Mereka akan bersaing dengan seluruh peserta dari heat 1, 2, dan 3 yang berada di urutan tiga ke bawah.
"Besok, mereka akan berjuang lagi untuk masuk semifinal melalui babak repechage atau ulangan. Kami berharap Mutiara/Melani harus bekerja keras lagi untuk bisa ke semifinal," kata Hadris.
Baca juga: Dubes RI di AS buka jalan atlet dayung Indonesia berlatih di Amerika
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021