PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebagai anggota BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, menggandeng organisasi nirlaba internasional CDP untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan.Kami optimistis dapat mewujudkannya dengan kekuatan SDM yang ada saat ini
“Salah satu upaya untuk mendukung rencana tersebut melalui kerja sama dengan CDP. Hal ini diperlukan sebagai wujud transparansi pengelolaan lingkungan dan peningkatan perbaikan proses operasional yang lebih ramah karbon,” ujar Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Suryo Eko Hadianto dalam siaran pers PTBA yang diterima di Palembang, Selasa.
Disebutkan, PTBA menggaet CDP sejak akhir tahun 2020 karena organisasi ini menyediakan sistem global untuk mengukur, mengungkapkan, mengelola dan berbagi informasi penting tentang kinerja lingkungan perusahaan.
Berbasis di Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat, CDP merupakan lembaga penyedia penelitian iklim nomor satu dunia yang telah menggandeng ratusan investor. CDP telah bekerjasama dengan 827 investor yang bertotal aset 106 triliun dolar AS. CDP memegang data lingkungan perusahaan secara global dan menjadi jantung keputusan bisnis, investasi dan kebijakan strategis perusahaan.
Kerja sama dengan CDP merupakan salah satu komitmen PTBA untuk menjawab tantangan isu perubahan iklim. Selama ini, PTBA terus berupaya menurunkan emisi karbon yang dihasilkan oleh proses penambangan batu bara.
Pada Juli 2021, PTBA melangsungkan rapat manajemen yang salah satu fokusnya adalah memantapkan strategi manajemen karbon di proses operasional.
Kemudian PTBA juga menetapkan target mencapai net zero carbon pada tahun 2060, sebagai wujud dukungan terhadap pencapaian target pemerintah. Rencananya, laporan akan mulai dipublikasikan pada tahun 2021.
Diharapkan dengan melakukan keterbukaan informasi melalui kerangka Carbon Disclosure Project (CDP), para pemangku kepentingan dapat melihat komitmen PTBA dalam mendukung kesepakatan Paris Agreement dan rencana pemerintah untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen pada 2030.
“Kami optimistis dapat mewujudkannya dengan kekuatan SDM yang ada saat ini,” kata Suryo Eko Hadianto.
Baca juga: Pengelolaan lingkungan jadi indikator keberlanjutan operasi perusahaan
Baca juga: Dua strategi Bukit Asam hadapi pelemahan pasar energi fosil
Baca juga: Ini alasan ambisius Bukit Asam kembangkan PLTS di lahan pascatambang
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021