Sebanyak 23 perguruan tinggi bersiap mengimplementasikan kolaborasi riset kebencanaan Provinsi Bali bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna mendapatkan hasil kajian mendalam.riset bersama para perguruan tinggi tersebut dapat digunakan oleh pemerintah pusat dan daerah
Pelaksana tugas Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Agus Wibowo mengharapkan seluruh hasil riset ini dapat dikumpulkan dalam wadah pusat pengetahuan kebencanaan atau knowledge disaster management system.
“Selanjutnya riset bersama para perguruan tinggi tersebut dapat digunakan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran dan bermanfaat langsung ke masyarakat,” kata Agus dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Unsyiah-Unsrat jalin kerja sama riset kebencanaan
Agus mengatakan Provinsi Bali merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi bencana alam seperti gempa, tsunami, dan tanah longsor. Di samping itu, Bali merupakan provinsi paling terdampak di sektor pariwisata akibat pandemi COVID-19 sehingga perlu kerja sama semua elemen.
Sedangkan Provinsi Bali pada tahun 2022 terpilih sebagai tuan rumah Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR), sehingga dituntut semua harus siap dan mampu mewujudkan Bali bebas COVID-19, dan kembali bangkit dan pulih sektor pariwisatanya.
Agus mengatakan menambahkan, riset bersama ini merupakan salah satu kegiatan yang dipersiapkan dalam rangka GPDRR.
Baca juga: Unsyiah gandeng Arsip Nasional riset kebencanaan
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menyampaikan atas nama Pemerintah Provinsi Bali pihaknya menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan kolaborasi riset tersebut.
“Saya berharap proses penelitian kebencanaan ini bisa berjalan dengan baik dengan melibatkan komponen masyarakat sehingga mendapatkan policy brief yang dapat bermanfaat untuk Pemerintah Provinsi Bali dan pemerintah pusat,” ujar Made Indra.
Baca juga: Menristek: Dana abadi riset diprioritaskan untuk sektor kebencanaan
Dia berharap para peneliti dapat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat sehingga terhindar dari penularan COVID-19 selama riset berlangsung.
Setelah melalui proses panjang sejak peluncuran pada 12 Maret 2021, sebanyak 218 peserta telah mendaftarkan usulan proposal riset ke panitia.
Dari hasil penilaian administrasi dan substansi telah didapatkan hasil 49 proposal riset dari 23 perguruan tinggi se-Indonesia. Sebagian besar perguruan tinggi berasal dari Provinsi Bali.
Riset yang terbagi ke dalam lima tema ini akan berlangsung selama tiga bulan, dimulai pada Agustus hingga Oktober 2021. Tema riset di antaranya ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, kebijakan publik, kesehatan, sosial dan budaya, serta teknologi informasi dan komunikasi.
Baca juga: BPPT dan institusi Jepang perkuat riset energi bersih dan kebencanaan
Melalui riset ini, BNPB berharap seluruh peneliti dan mitra dapat berkontribusi untuk menghasilkan produk keilmuan yang tinggi seperti artikel riset, buku, kebijakan, produk inovatif dalam penyelesaian permasalahan kebencanaan, khususnya terkait pandemi COVID-19 di Provinsi Bali.
Pertemuan sehari yang bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) dan Pemerintah Provinsi Bali dihadiri oleh BPBD, organisasi perangkat daerah terkait, Forum PRB Bali, SIAP SIAGA serta para peneliti dan mitra dari 23 perguruan tinggi di Indonesia yang lolos dalam kegiatan riset kebencanaan ‘Bali Kembali.’
Baca juga: Riset kebencanaan perlu terus didorong presiden terpilih
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021