• Beranda
  • Berita
  • IDAI: 20 persen anak terinfeksi COVID-19 tidak memiliki gejala

IDAI: 20 persen anak terinfeksi COVID-19 tidak memiliki gejala

29 Juli 2021 21:35 WIB
IDAI: 20 persen anak terinfeksi COVID-19 tidak memiliki gejala
Tangkapan layar Ketua Satuan Tugas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Eva Devita (kanan) dalam diskusi “Kupas tuntas Vaksin COVID-19 secara daring di Jakarta, Kamis (29/7/2021). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Ini justru yang berbahaya, karena mereka tetap bisa menularkan,

Ketua Satuan Tugas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Eva Devita mengatakan 20 persen anak yang terinfeksi COVID-19 tidak memiliki gejala, meskipun terdapat virus pada tubuhnya.

“Ada 20 persen anak yang tanpa gejala, jadi anak ada virus di tubuhnya tapi tidak memiiki gejala. Ini justru yang berbahaya, karena mereka tetap bisa menularkan,” kata Eva dalam diskusi “Kupas tuntas Vaksin COVID-19 secara daring di Jakarta, Kamis.

Dengan melihat situasi ini, Eva menyarankan semua orang tua untuk memberikan suntik imunisasi dan vaksinasi kepada anak dalam rangka memutus rantai penyebaran COVID-19.

Ia mengatakan imunisasi penting untuk tubuh karena dapat menangkal virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, imunisasi aman diberikan pada anak dan dapat meningkatkan antibodi yang ada dalam tubuh.

“Ketika ada imunisasi, maka dia akan langsung menuju atau merangsang pertahanan lapis ketiga, sehingga tubuh tidak perlu sakit. Tapi kemudian pertahanan lapis ketiga ini akan memacu membentuk antibodi yang spesifik,” kata dia menjelaskan pentingnya melakukan imunisasi.

Eva mengungkapkan satu dari delapan orang yang terinfeksi COVID-19 adalah seorang anak. Sekitar 12,5 persen anak memiliki gejala COVID-19.

Sedangkan tiga sampai lima persen dari pasien yang meninggal, 50 persennya adalah anak usia balita. Hal tersebut menunjukkan bahwa penularan COVID-19 pada anak sebagian besar berasal dari klaster keluarga.

Eva menjelaskan, bahwa telah dilakukan penelitian terkait pemberian vaksin pada anak di China, yang menyatakan vaksin aman untuk dikonsumsi dan memberikan efektifitas pembentukan antibodi tubuh yang signifikan jumlahnya.

Melihat semakin meningkatnya jumlah anak yang terpapar COVID-19, Manajer Advokasi Wahana Visi Indonesia (WVI) Junito Drias berpendapat bahwa orang tua punya peran besar untuk memastikan anak mendapatkan vaksin dan imunisasi.

“Jadi ini yang perlu kita angkat ke permukaan. Bahwa anak punya hak yang sama untuk divaksinasi , tetapi orang dewasa yang punya peran besar untuk memastikan anak divaksinasi,” tegas Junito.

Ikut menanggapi soal pemberian vaksin pada anak, perwakilan Forum Anak Indonesia dari Jakarta Ghifara (16) mengatakan sebagai seorang anak, ia ingin mendapatkan vaksin untuk meningkatkan kekebalan imun tubuhnya.

“Aku mau divaksin karena mau meningkatkan imun tubuh biar enggak kena covid. Aku tahu soal vaksin dari media pertamanya, lalu aku didaftarin vaksin dari sekolah,” kata Ghifara.


Baca juga: WVI: Izin orang tua dan NIK jadi tantangan lakukan vaksinasi anak
Baca juga: Penduduk RI telah divaksinasi dosis pertama bertambah 555.030 orang

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2021