• Beranda
  • Berita
  • Hong Kong selidiki ejekan lagu kebangsaan China saat siaran Olimpiade

Hong Kong selidiki ejekan lagu kebangsaan China saat siaran Olimpiade

30 Juli 2021 13:31 WIB
Hong Kong selidiki ejekan lagu kebangsaan China saat siaran Olimpiade
Atlet anggar Hong Kong Kaylin Sin Yan Hsieh (kiri) berduel dengan atlet anggar Komite Olimpiade Rusia Aizanat Murtazaeva (kanan) pada pertandingan Anggar nomor Epee Perorangan Putri di Makuhari Messe Hall B, Chiba, Jepang, Sabtu (24/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Shemetov/wsj.

Polisi telah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut dan akan mengumpulkan bukti yang relevan

Polisi Hong Kong mengatakan akan melakukan penyelidikan untuk kasus ejekan terhadap lagu kebangsaan China di sebuah pusat perbelanjaan yang menyiarkan langsung kemenangan medali emas Olimpiade pertama kota itu awal pekan ini.

Lebih dari 100 orang berkumpul pada Senin malam (26/7) di sebuah pusat perbelanjaan untuk menonton di layar lebar kemenangan pemain anggar asal Hong Kong, Cheung Ka Long, dalam pertandingan Olimpiade anggar untuk putra.

Polisi mengatakan mereka mengajukan keluhan bahwa beberapa orang mencemooh ketika lagu kebangsaan China dimainkan selama upacara pemberian penghargaan, menurut media lokal.

Beberapa orang berteriak "Kami adalah Hong Kong", menurut berita South China Morning Post pada Jumat.


Baca juga: Demonstran Hong Kong, aktivis atau separatis?


"Polisi telah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut dan akan mengumpulkan bukti yang relevan," kata polisi Hong Kong kepada Reuters dalam sebuah pernyataan.

Namun, pihak kepolisian tidak memberikan keterangan lebih lanjut.

Hong Kong mengesahkan undang-undang keamanan nasional pada Juni 2020 yang dapat mengkriminalisasi segala tindakan yang tidak menghormati lagu kebangsaan China.

Siapa pun yang terbukti bersalah menyalahgunakan atau menghina lagu tersebut dapat dipenjara hingga tiga tahun dan didenda.

Siaran Olimpiade di pusat perbelanjaan pada Senin itu adalah kesempatan langka bagi warga Hong Kong untuk berkumpul, dengan jumlah orang terbatas dalam satu kelompok, sejak awal 2020 akibat pandemi virus corona.

Baca juga: Polisi Hong Kong: Cerita domba dan srigala menghasut


COVID-19 dan undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan oleh Beijing pada Juni 2020 telah secara efektif mengakhiri aksi protes massa pro-demokrasi yang dimulai pada 2019.

Massa melakukan protes terhadap pengetatan cengkeraman China di kota bekas jajahan Inggris itu.

Sejak undang-undang tersebut berlaku, para politisi dan aktivis pro-demokrasi yang paling terkemuka di Hong Kong telah didakwa dan beberapa dipenjara. Sejumlah aktivis dan politisi lainnya telah meninggalkan Hong Kong dan mengasingkan diri.

Pihak berwenang China dan Hong Kong mengatakan undang-undang keamanan nasional itu penting untuk memulihkan stabilitas.

Pihak berwenang juga mengatakan bahwa semua tuntutan hukum didasarkan pada bukti dan tidak ada hubungannya dengan latar belakang atau profesi orang tersebut.

Sumber: Reuters


Baca juga: AS sebut China intimidasi wartawan asing peliput banjir

Baca juga: Coast Guard AS: Perairan Indo-Pasifik harus bebas, terbuka

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021