"Kami kekurangan jumlah alat tes antigen dan polymerase chain reaction (PCR), dimana keperluannya 3.500 per hari," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Ahad.
Ia mengatakan kekurangan alat antigen, PCR dan beberapa fasilitas kesehatan lainnya telah dilaporkan kepada pemerintah pusat dan diharapkan pemerintah pusat dapat segera menambah ketersediaan fasilitas kesehatan untuk menekan dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Beberapa fasilitas pelayanan kesehatan belum melaporkan hasil testing, sehingga tidak tercatat di data base New All Record Tes COVID-19 (NARTC19)," katanya.
Baca juga: Sejak pandemi, kasus COVID-19 di Bangka Barat-Babel capai 3.610 kasus
Baca juga: 14.619 warga Babel berstatus suspek COVID-19, sebut satgas
Menurut dia, pekerjaan rumah lainnya yang masih harus ditingkatkan yaitu mengenai Bed Occupancy Rate (BOR) yang saat ini tingkat keterpakaiannya mencapai 82,53 persen se-Babel. Sementara, kurangnya stok vaksin menjadi kendala Babel belum bisa mencapai target nasional.
"Dengan adanya penambahan dan konversi tempat tidur, berimbas pada kekurangan peralatan dan perlengkapan alat kesehatan, seperti alat bantu pernafasan, tabung oksigen, ventilator, dan lain-lain, serta sumber daya manusia nakes dan relawan," katanya.
Pelaksanaan PPKM level 4 maupun 3 dilaksanakan dengan dasar dikeluarkannya surat edaran tentang sistem jam kerja, surat edaran pengendalian transportasi bagi pelaku perjalanan domestik, melaksanakan rakor Forkopimda Babel di seluruh Kabupaten/Kota.
"Kita sudah melakukan sosialisasi, edukasi, penegakan oleh pentahelix dengan melibatkan seluruh komponen yang ada, dan menunjuk petugas untuk penanganan COVID-19 di Pulau Belitung yang dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Babel Abdul Fatah," katanya.*
Baca juga: Naik tinggi 516 orang, positif COVID-19 di Babel tembus 24.506 kasus
Baca juga: Sembilan kelurahan dan empat desa di Bangka-Babel zona merah COVID-19
Pewarta: Aprionis
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021