Tentoglou adalah pemain dunia yang datang ke Tokyo dengan lompatan 8,60m pada kompetisi domestik Bulan Mei, tetapi ia berjuang untuk menunjukkan performa dan berada di luar posisi medali saat ia mencapai landasan pacu untuk terakhir kalinya.
Dia menginjak papan dengan sempurna untuk menyamai tanda terdepan dengan lompatan terbaik kedua 8,15m yang memastikan dia mendapatkan emas dengan menyisihkan pemain Kuba 8,09m.
Baca juga: Marcell Jacobs rebut emas lari 100m putra Olimpiade Tokyo
Echevarria yang tertatih-tatih memiliki satu kesempatan lagi untuk meningkatkan upaya terbaiknya di lompatan kedua, namun ia berhenti dan berlutut di papan, pada akhirnya ia dihibur oleh rekan satu negara Maykel Masso yang memenangkan perunggu dengan 8,21m.
"Sungguh kompetisi yang luar biasa. Lompatan yang luar biasa, lompat terakhir," ujar Tentoglou setelah memenangkan medali emas lompat jauh pertama untuk negaranya, dikutip dari laman resmi Reuters, Senin.
"Saya tidak bisa melakukannya dengan benar di awal, tetapi pada akhirnya saya berhasil mengeluarkan sesuatu untuk mendapatkan medali. Saya selalu memiliki sesuatu yang tersisa sebagai cadangan."
Baca juga: Yang bakal paling menarik pada hari ketiga Atletik Olimpiade
Tiga puluh tahun yang lalu kompetisi lompat jauh terbesar berlangsung di Stadion Nasional Tokyo, tempat yang sama di mana Stadion Olimpiade sekarang berdiri. Saat itu Mike Powell memecahkan rekor dunia 8,95m setelah duel kejuaraan dunia dengan pemain Amerika Carl Lewis.
Stadion baru yang kosong di tengah pembatasan COVID-19 dan penjadwalan pagi membuat pertandingan Senin terasa jauh dari malam yang luar biasa, dan para atlet tampak merasakan hal tersebut saat mereka harus berjuang untuk menunjukan performa terbaik dengan lompatan pertama oleh Masso 8.21m.
Pemain Spanyol Eusebio Caceres sedang bersiap untuk mendapatkan perunggu dengan lompatan terakhirnya sejauh 8,18m, sebelum lompatan terakhir Tentoglou.
Baca juga: Jasmine Camacho dari Puerto Rico raih emas lari 100 meter gawang putri
Pewarta: Gheovano Alfiqi
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021