"Cruella" ditayangkan secara bersamaan di bioskop dan di Disney+ pada 28 Mei, menggunakan fitur Akses Premier seharga 29,99 dolar AS berbarengan dengan "Mulan" dan "Raya and The Last Dragon".
Sementara film yang dibintangi Stone itu dianggap sukses di antara penonton dan kritikus, angka box office-nya tidak terlalu mengesankan. Banyak yang berspekulasi bahwa rilis hibrida Cruella jadi penyebabnya.
Yang terbaru, Disney merilis "Black Widow" yang sangat dinanti, meskipun film Marvel itu lumayan sukses untuk masa pandemi, pemain Natasha Romanoff merasa dirugikan besar. Scarlett Johansson mengajukan gugatan terhadap Disney, dengan alasan bahwa rilis "Black Widow" di Disney+ adalah pelanggaran kontraknya.
Baca juga: Disney kembali undur perilisan "Black Widow" hingga "Cruella"
Gaji Johansson sendiri bergantung pada jumlah raupan box office film, yang dia yakini terhalang oleh model Premier Access.
Karena Johansson sudah berbicara, Emma Stone dikabarkan jadi yang berikutnya.
Mantan Editor THR Matt Belloni melalui buletin eksklusifnya "What I'm Hearing..." melaporkan bahwa Stone saat ini sedang mempertimbangkan gugatannya sendiri.
"Emma Stone, bintang Cruella, dikatakan mempertimbangkan pilihannya," tulisnya dikutip dari ScreenRant pada Senin.
Belloni pun menyebut nama Emily Blunt sebagai talenta yang bisa angkat bicara setelah "Jungle Cruise" dibuka akhir pekan ini. Dia menyebut Disney "sangat sulit untuk dihadapi" dalam situasi seperti ini, menambahkan bahwa rekan-rekan kreatif telah menunggu seseorang yang menjadi sorotan untuk berbicara.
Belloni menunjukkan bahwa Johansson mendapat banyak dukungan dari sesama artis dan berspekulasi bahwa masalah ini tidak akan segera reda.
Pengacara Disney dengan cepat menanggapi tindakan Johansson dengan pernyataan kontroversial. Studio mengklaim bahwa mereka sepenuhnya mematuhi semua ketentuan dalam kontrak Johansson. Kemungkinan upaya untuk melemahkan klaim aktris tersebut, pernyataan itu mengatakan gajinya tidak terhalang oleh rilis Disney+, tetapi malah meningkat.
Beberapa kejelasan untuk kontroversi yang tak terduga tidak diragukan lagi berasal dari dokumen kontrak yang sebenarnya, meskipun Disney tidak mungkin mempublikasikannya.
Sementara Johansson tentu saja sosok yang kuat, melawan perusahaan yang maha kuasa seperti perusahaan Walt Disney memunculkan citra situasi layaknya David vs Goliath. Masalahnya, seseorang setajam Johansson tidak akan mungkin berhadapan langsung dengan Disney tanpa pijakan kuat untuk berdiri. Jika Stone berbicara tentang Cruella dalam beberapa minggu mendatang, itu bisa menjadi paku di peti mati Premier Access.
Baca juga: "Pesta kostum" Emma Stone & Emma Thompson di "Cruella"
Baca juga: Disney mulai kembangkan sekuel "Cruella"
Baca juga: "Cruella", mengulik "hitam-putih" sang antagonis ikonis
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021