"Selamat kepada teman-teman Calon Pengibar Bendera Pusaka. Tidak semua generasi muda dan siswa di Indonesia punya kesempatan dan mendapat amanah dari negara ikut secara langsung mengibarkan Bendera Merah Putih," kata Wakil Kepala BPIP Prof Hariyono di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan amanah besar yang diberikan negara tersebut harus betul-betul dimanfaatkan sebaik mungkin guna mengembangkan potensi diri secara maksimal.
Menurut dia, salah satu bentuk cinta pada Tanah Air adalah dengan memberikan manfaat kepada orang lain, bangsa, dan negara.
Baca juga: Yudian: Persoalan Capaskibraka Dapat Diselesaikan Secara Musyawarah
"Logikanya, apa mungkin kita memberikan manfaat kepada orang lain kalau kita sendiri tidak memiliki nilai lebih," kata dia.
Pada kegiatan pelatihan Calon Pengibar Bendera Pusaka tersebut, Prof Hariyono mengatakan Pancasila memang lahir dan digali dari Bumi Nusantara yang memiliki nilai-nilai khas namun tidak tumbuh alamiah begitu saja.
Para pendiri bangsa, katanya, baru bisa menemukan dan merumuskan Pancasila saat Sidang Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan (BPUK) atau Dokuritsu Junbi Chosa Kai.
Ia menjelaskan dalam beberapa literatur sering ditemukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Sementara, dari dokumen-dokumen yang ada, yang lebih pas sebenarnya BPUPKI.
Baca juga: BPIP prihatin calon Paskibraka Sulbar gagal ikuti Diklat
Sebab, katanya, saat tentara pendudukan Jepang menguasai Indonesia, wilayah Tanah Air dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, tentara pendudukan yang menguasai Jawa dan Madura atau disebut Tentara Angkatan Darat ke-16.
Kemudian untuk wilayah Sumatera dikuasai oleh Tentara Angkatan Darat ke-25 dan wilayah Indonesia timur yang meliputi Sulawesi, Kalimantan hingga Papua dikuasai oleh Angkatan Laut.
Dokuritsu Junbi Chosa Kai yang bersidang di Jakarta dibentuk oleh Tentara Pendudukan Jepang yang ada di Pulau Jawa dan Madura.
"Tetapi pendiri bangsa kita sadar walaupun ini dibentuk oleh Tentara Pendudukan Jepang harus tetap mencerminkan nilai-nilai dan representasi keindonesiaan," kata dia.
Baca juga: BPIP tanggapi calon Paskibraka gagal diklat ke Jakarta
Oleh sebab itu, katanya, secara fisik yang lebih pas adalah Badan Usaha Penyelidik Kemerdekaan.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021