Para direktur utama bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) menyatakan siap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang mulai positif pada kuartal II 2021 yang mencapai 7,07 persen (yoy).Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan terutama di segmen UMKM menjadi salah satu sinyal dari pemulihan ekonomi nasional. ...
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Royke Tumilaar di Jakarta, Kamis, mengatakan selaku anggota Himbara, pihaknya akan menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional sesuai dengan program dan stimulus dari pemerintah.
Baca juga: OJK: Jaga momentum pertumbuhan dengan tingkatkan konsumsi domestik
Dengan capaian pertumbuhan ekonomi seperti yang telah dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Royke pun semakin optimistis penyaluran dan penyerapan kredit untuk mendukung pemulihan ekonomi di masyarakat pada paruh kedua tahun ini akan semakin baik. Harapannya hal itu akan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga serta daya beli masyarakat.
"Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan terutama di segmen UMKM menjadi salah satu sinyal dari pemulihan ekonomi nasional. Di sisi lain, pandemi ini turut mempercepat langkah perbankan untuk meningkatkan layanan digitalnya. Tren positif pertumbuhan transaksi digital perbankan menandakan bahwa ekonomi masyarakat yang semakin berputar," ujar Royke.
Dari sisi masyarakat, Royke juga menyampaikan imbauan untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut merupakan salah satu upaya dalam mengawal pemulihan ekonomi nasional.
Selaras dengan pernyataan Royke, BPS mencatat 84,93 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal kedua 2021 berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi. Sedangkan menurut lapangan usaha 64,85 persen dari PDB berasal dari industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
Baca juga: Ekonomi tumbuh 7,07 persen, Himbara makin optimistis salurkan kredit
Terkait pertumbuhan ekonomi tersebut, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Darmawan Junaidi mengatakan penting sekali memprioritaskan penyaluran kredit untuk sektor-sektor usaha yang memiliki peran besar mengatrol pertumbuhan ekonomi tersebut.
Di samping itu, kondisi perbankan di Indonesia cukup kuat dan stabil, terlihat dari rasio kecukupan modal atau CAR perbankan pada Mei 2021 mencapai 24,3 persen serta likuiditas perbankan yang juga tetap cukup terjaga di level 82,77 persen per Mei 2021.
"Oleh karena itu untuk mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi, Bank Mandiri menumbuhkan penyaluran kredit. Bahkan secara konsolidasi pada Juni 2021 naik 16,4 persen secara year on year termasuk pembiayaan ke segmen UMKM yang naik 20,1 persen," ujar Darmawan.
Penyaluran kredit tersebut salah satunya ditopang oleh segmen wholesale Bank Mandiri yang tercatat tumbuh sebesar 7,13 persen menjadi Rp 534,2 triliun pada akhir Juni 2021.
Baca juga: Ekonomi naik 7,07 persen, Sri Mulyani: Strategi pemulihan sudah benar
Darmawan menambahkan, ruang pertumbuhan kredit di sepanjang tahun 2021 masih cukup terbuka, ditopang oleh potensi peningkatan dari sektor-sektor yang masih mencatat perbaikan seperti telekomunikasi, pertanian, perkebunan dan jasa kesehatan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN Haru Koesmahargyo mengaku siap mengawal pemulihan ekonomi nasional di sektor perumahan. Pasalnya, selama ini sektor perumahan menjadi salah satu lokomotif dalam turut serta memulihkan ekonomi nasional akibat dampak pandemi COVID-19.
Menurut Haru, momentum pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 yang sangat baik, perlu dikawal oleh perbankan agar bisa memenuhi target pemerintah hingga akhir tahun ini.
"Bank BTN konsisten untuk tetap fokus pada pembiayaan perumahan khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah," ujar Haru.
Dia menambahkan pertumbuhan sektor perumahan mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempercepat pemulihan ekonomi yang terganggu pandemi COVID-19. Pertumbuhan sektor perumahan mendorong pertumbuhan sektor ekonomi lainnya.
"Dengan pertumbuhan PDB tersebut, maka kita optimistis bahwa sektor riil khususnya perumahan akan terus tumbuh. Sektor perumahan memiliki multiplier effect terhadap 174 sub-sektor lainnya dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain seperti jasa real estat, perdagangan, jasa keuangan dan perbankan, serta sektor lainnya," kata Haru.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021