“Ke depan kontribusi faktor non APBN dalam pertumbuhan ekonomi diharapkan semakin stabil dan besar sehingga menopang berlanjutnya proses pemulihan ekonomi nasional,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Sri Mulyani menyatakan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2021 mencapai 7,07 persen (yoy) salah satunya merupakan hasil dari belanja pemerintah yang pada semester I-2021 tumbuh 9,38 persen.
Realisasi ini terdiri dari beberapa komponen terutama belanja modal yang melonjak tinggi mencapai 90 persen dan belanja barang yang turut tumbuh tinggi hingga 79 persen pada semester I-2021.
Baca juga: Menkeu: Stimulus negara maju dorong pemulihan global
Tak hanya itu, pertumbuhan triwulan II juga didorong oleh konsumsi pemerintah yang tumbuh tinggi mencapai 8,06 persen sehingga mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat sebesar 5,93 persen.
Konsumsi masyarakat yang berkontribusi 55 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ini merupakan hasil dari berbagai kebijakan pemerintah dalam mendukung daya beli masyarakat.
Kebijakan tersebut meliputi program bantuan sosial, diskon tarif listrik, relaksasi PPnBM kendaraan bermotor, relaksasi PPN DTP perumahan, dan inflasi yang relatif terkendali.
Sri Mulyani melanjutkan, realisasi pertumbuhan 7,07 persen turut didorong oleh dua mesin penggerak ekonomi lainnya yang juga berada di level positif yakni investasi dan ekspor dengan masing-masing tumbuh 7,54 persen dan 31,8 persen.
“Komponen investasi mencatatkan pertumbuhan tingi 7,54 persen ini terutama ditopang investasi di sektor bangunan sejalan dengan belanja modal pemerintah yang relatif tinggi 90 persen,” ujarnya.
Baca juga: Sri Mulyani paparkan strategi akselerasi pemulihan triwulan III
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021