“Proses pemulihan ekonomi dalam semester II akan terkait erat dengan penanganan dan pengendalian pandemi,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Sri Mulyani menyatakan peningkatan kasus positif dan kematian COVID-19 yang disebabkan varian Delta telah mendorong diberlakukannya pembatasan mobilitas yaitu PPKM.
Sri Mulyani memperkirakan penerapan PPKM Level 3 dan 4 dapat mengurangi aktivitas ekonomi khususnya pada kegiatan konsumsi, investasi, dan ekspor.
Secara sektoral, PPKM Level 3 dan 4 juga akan berdampak pada sektor-sektor yang bergantung pada mobilitas masyarakat seperti perdagangan, transportasi, serta hotel dan restoran.
Baca juga: Menkeu: Stimulus negara maju dorong pemulihan global
Oleh sebab itu, ia mengatakan penyebaran varian Delta COVID-19 ini dapat menjadi downside risk bagi outlook pertumbuhan ekonomi pada paruh kedua tahun ini.
Sri Mulyani pun menegaskan seluruh elemen bangsa baik pemerintah maupun masyarakat memiliki kepentingan bersama untuk mengendalikan penyebaran varian Delta tersebut.
Langkah-langkah antisipatif seperti testing, tracing, treatment (3T) akan terus diperkuat oleh pemerintah, sedangkan masyarakat dapat berperan melalui penerapan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Sri Mulyani memastikan instrumen APBN akan terus bekerja keras untuk melindungi masyarakat dan menjaga keberlanjutan proses pemulihan ekonomi.
Pemerintah meningkatkan alokasi anggaran baik untuk penanganan kesehatan hingga perlindungan sosial untuk pengendalian penyebaran COVID-19 dan sebagai upaya mitigasi dampak sosial ekonomi dari PPKM.
Baca juga: Sri Mulyani paparkan strategi akselerasi pemulihan triwulan III
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021