Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pengembangan sektor industri dengan konsep ekonomi sirkular melalui Standardisasi Industri Hijau berpotensi menciptakan 4,4 juta pekerjaan baru dan memberikan tambahan 42,2 miliar dolar AS bagi Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2030.Tak lupa kita juga harus mempercepat transformasi dan adaptasi teknologi yang memainkan peran kunci
“Melalui ekonomi sirkular Indonesia diproyeksikan akan menciptakan 4,4 juta pekerjaan baru dan menambah 42,2 miliar dolar AS dari PDB pada 2030,” katanya di Jakarta, Jumat.
Airlangga mengatakan prinsip green dan blue economy serta circular economy ini dapat diterapkan di negara-negara lainnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Hal ini salah satunya dilakukan melalui penguatan solidaritas dan kerja sama sub-regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) untuk menanggulangi krisis ekonomi dan kesehatan akibat pandemi.
Platform kerja sama IMT-GT dimanfaatkan untuk mendorong proyek yang konkret bagi percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan dengan tetap memperhatikan permasalahan yang terjadi saat ini.
Permasalahan tersebut di antaranya meliputi kesehatan, revolusi industri, ketahanan pangan dan energi, kualitas sumber daya manusia, serta sumber daya berkelanjutan.
Kerja sama IMT-GT juga dibentuk untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, menghilangkan kesenjangan, dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di tiga negara.
“Tak lupa kita juga harus mempercepat transformasi dan adaptasi teknologi yang memainkan peran kunci untuk masa depan kerja sama IMT-GT,” ujarnya.
Indonesia, Malaysia dan Thailand tetap berkomitmen menyelesaikan berbagai program dan kegiatan dalam Cetak Biru Implementasi IMT-GT 2017-2021. Selain itu, ketiga negara ini turut menyepakati penyusunan kerangka kerja lima tahun berikutnya dalam Cetak Biru Implementasi IMT-GT 2022-2026.
Oleh sebab itu, Airlangga menekankan pentingnya menentukan program prioritas yang berdampak signifikan dan mendukung pencapaian ekonomi yang lebih baik. Hal ini dapat dicapai melalui beberapa langkah seperti mendorong pengembangan dan penyelesaian proyek konektivitas serta menyelaraskan dengan koridor ekonomi untuk meningkatkan keunggulan komparatif.
Kemudian kerja sama IMT-GT yang harus lebih inklusif, tangguh dan berkelanjutan dengan mengutamakan dua sektor prioritas yang berpotensi besar untuk dikembangkan yakni pertanian dan pariwisata.
“Diperkuat juga pengembangan komoditas yang berdampak luas bagi masyarakat seperti kelapa sawit dan karet,” katanya.
Selanjutnya, mengeksplorasi potensi ekonomi produk dan layanan halal serta memprioritaskan pengembangannya untuk membuka peluang menembus pasar dunia. Berikutnya, memperkuat peran seluruh elemen dalam kerja sama IMT-GT mulai dari peran pemerintah daerah dan dunia usaha hingga peran strategis akademisi sebagi thinktank dalam wadah UNINET.
Terakhir, sinergitas agenda kerja IMT-GT dengan inisiatif ASEAN antara lain ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF) yang terkait kerangka kerja pemulihan ekonomi, dan ASEAN Catalytic Green Finance Facility (ACGF).
“Ini untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur berwawasan lingkungan untuk mencapai target pengurangan emisi di kawasan IMT-GT,” tambahnya.
Baca juga: Indonesia tekankan pentingnya ekonomi sirkular di tengah pandemi
Baca juga: KLHK: Pemilahan sampah jadi kunci awal ekonomi sirkular
Baca juga: Pemerintah siapkan insentif untuk industri daur ulang
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021