Sementara kedua negara menginginkan Korut menyerahkan senjata nuklirnya dan mengakhiri program misilnya, mereka terkadang tidak setuju dengan pendekatan tersebut. Presiden Korsel Moon Jae-in ingin membangun hubungan ekonomi antara kedua Korea sementara AS telah lama bersikeras bahwa Korut harus terlebih dahulu melucuti senjata nuklirnya.
Kementerian Luar Negeri Korsel, dalam pernyataan tentang pembicaraan telepon antara Blinken dan Chung, mengatakan kedua menlu telah sepakat untuk mengadakan diskusi terperinci tentang cara-cara untuk bekerja sama dengan Korut, termasuk dalam bidang kemanusiaan, dan terus melakukan upaya untuk terlibat dengan negara itu.
"Para menteri sepakat untuk melanjutkan upaya diplomatik terkoordinasi ... untuk membuat kemajuan substansial menuju tujuan denuklirisasi secara penuh dan mewujudkan perdamaian abadi di Semenanjung Korea," kata kementerian itu pada Jumat.
Blinken mengonfirmasi dukungan AS untuk dialog dan keterlibatan antara Korut dan Korsel, kata Departemen Luar Negeri AS melalui pernyataan.
Baca juga: Presiden Korsel tunggu tanggapan Korut untuk pembicaraan damai
Pekan lalu, kedua Korea memulihkan saluran telepon yang terputus oleh Utara setahun yang lalu, dan pejabat Selatan mengatakan Moon dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang berusaha untuk memperbaiki hubungan yang tegang dan melanjutkan pertemuan puncak.
Menurut anggota parlemen Korsel, Korut sedang berupaya mendapat pelonggaran sanksi internasional sebelum melanjutkan negosiasi dengan AS.
Namun, AS tidak terlalu terlihat akan meringankan sanksi sebelum pembicaraan mengenai senjata nuklir dan rudal balistik Korut dilangsungkan.
Namun demikian, pejabat Korsel terdorong oleh pemerintahan Biden, yang awal tahun ini menyimpulkan tinjauan kebijakan Korut, bahwa mereka akan menjalankan diplomasi "praktis" dengan Korut.
Blinken berencana dalam pertemuan virtual pada Jumat malam akan meminta mitra-mitranya di Asia Tenggara untuk sepenuhnya menerapkan sanksi terhadap Korut, kata Juru Bicara Deplu AS Ned Price pada Senin (2/8).
Sekitar 28.500 tentara AS ditempatkan di Korsel sebagai warisan Perang Korea 1950-1953, yang berakhir lebih dengan gencatan senjata daripada perjanjian damai. Dengan penyelesaian seperti itu, semenanjung tersebut secara teknis masih berada dalam keadaan perang.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS, Korsel pertimbangkan akhiri kelompok koordinasi untuk isu Korut
Baca juga: Korea Utara peringatkan AS untuk hentikan permainan perang
Hubungan memburuk, Malaysia usir semua diplomat Korea Utara
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021