• Beranda
  • Berita
  • Lima tahun usai Rio, Brazil capai posisi tertinggi Olimpiade di Tokyo

Lima tahun usai Rio, Brazil capai posisi tertinggi Olimpiade di Tokyo

9 Agustus 2021 04:48 WIB
Lima tahun usai Rio, Brazil capai posisi tertinggi Olimpiade di Tokyo
Pesenam Brazil Rebeca Andrade melakukan selebrasi dengan bendera negaranya seusai memenangi medali emas Olimpiade Tokyo 2020 untuk nomor senam indah artistik alat kuda lompat perorangan putri di Ariake Gymnastics Centre, Tokyo, Jepang, Minggu (1/8/2021). (ANTARA/REUTERS/Lindsey Wasson)
Kontingen Brazil meninggalkan Olimpiade Tokyo 2020 dengan kesuksesan mencapai peringkat tertinggi mereka di klasemen medali, yakni urutan ke-12, kendati jajaran atletnya mengalami pengurangan pendanaan lima tahun seusai jadi tuan rumah di Rio de Janeiro 2016.

Dibandingkan Rio 2016, Brazil finis satu strip lebih tinggi dan meraih 21 medali atau dua keping lebih banyak, walau tambahan itu datang dari perunggu yang kini berjumlah delapan sedangkan emas dan peraknya tetap sama masing-masing tujuh dan enam.

Namun raihan emas mereka diwarnai catatan bersejarah ketika Italo Ferreira memenangi emas Olimpiade pertama untuk cabang olahraga selancar ombak.

Kegemilangan di cabang baru juga dialami lewat tiga medali perak untuk skateboard (selancar papan).

Sementara sepak bola putra mereka menjaga raihan emas Olimpiade dua edisi beruntun, di Tokyo para atlet Brazil juga menaiki podium di nomor-nomor kano, senam indah, tinju, atletik, renang, judo dan selancar angin/berlayar.

Baca juga: Medali emas selancar ombak Olimpiade suntik semangat di Brazil
Baca juga: Dani Alves sampaikan selamat kepada skateboarder muda Brazil


"Kami sungguh dekat untuk mewujudkan mimpi memasuki 10 besar Olimpiade," kata Menteri Olahraga Brazil Marcelo Magalhaes seperti dikutip Reuters, Senin dini hari WIB.

"Kami akan terus berinvestasi ke olahraga dan memprioritaskan pengembangan di level akar rumput, sehingga ketika di level tertinggi kami bisa berada di posisi bagus," ujarnya menambahkan.

Harian O Estado de S Paulo melaporkan anggaran pembinaan atlet level atas dari pemerintah Brazil berkurang sebesar 110 juta reais (sekira Rp303,3 miliar) dibandingkan tahun anggaran jelang Olimpiade Rio 2016.

Pun demikian, Tokyo menyisakan kisah sukses bagi kontingen Brazil, beberapa di antaranya yang paling tersorot adalah di sektor putri dengan Ana Marcela Cunha menyabet emas renang marathon 10km, Rebeca Andrade berjaya di senam artistik alat kuda lompat serta pasangan Martine Grael dan Kahena Kunze mempertahankan emas selancar angin skiff 49er FX.

Baca juga: Brazil raih medali emas Olimpiade 2020 usai kalahkan Spanyol 2-1
Baca juga: China, Brazil, Hungaria, Jerman tambah emas dari kano Tokyo 2020
Baca juga: Perenang Brazil Ana Marcela rebut emas renang maraton putri Olimpiade


Pasangan Laura Pigossi/Luisa Stefani juga memenangkan medali tenis Olimpiade pertama Brazil dengan raihan perunggu ganda putri.

Prestasi Brazil di Tokyo mematahkan tren raihan medali yang turun dari bekas negara tuan rumah di edisi Olimpiade berikutnya.

Di abad ini, hanya kontingen Britania Raya yang sukses melakukan hal tersebut setelah mengumpulkan 65 medali di London 2012 dan menambahnya jadi 67 keping di Rio 2016.

Kendati demikian, seluruh kesuksesan Brazil di Tokyo masih menyisakan satu kekecewaan tersendiri dari voli pantai lantaran ini jadi kali pertama mereka gagal meraih medali sejak olahraga itu dipertandingkan di Olimpiade Atlanta 1996.

Baca juga: Medali emas sepak bola Olimpiade sisakan konflik sponsor di Brazil
Baca juga: Terima kasih Jepang atas Olimpiade super-sehatnya
Baca juga: Klasemen akhir medali Olimpiade Tokyo: AS juara umum, Indonesia ke-55

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021