• Beranda
  • Berita
  • OJK: Penghimpunan dana pasar modal bakal capai level sebelum pandemi

OJK: Penghimpunan dana pasar modal bakal capai level sebelum pandemi

10 Agustus 2021 11:12 WIB
OJK: Penghimpunan dana pasar modal bakal capai level sebelum pandemi
Tangkapan layar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam acara Peringatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di Jakarta, Selasa (10/8/2021). ANTARA/Youtube Kustodian Sentral Efek Indonesia/pri.

"Angka ini belum termasuk realisasi IPO perusahaan start-up yaitu Bukalapak yang baru saja efektif per tanggal 6 Agustus 2021.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis jumlah penghimpunan dana melalui pasar modal pada akhir tahun ini akan mencapai level sebelum pandemi, seiring dengan meningkatnya minat perusahaan untuk masuk ke bursa serta semakin bertambahnya jumlah investor.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan penghimpunan dana melalui pasar modal hingga 3 Agustus 2021 tumbuh sebesar 99,36 persen (yoy) atau sebesar Rp117,94 triliun dari 27 emiten baru yang melakukan penawaran umum.

"Angka ini belum termasuk realisasi IPO perusahaan start-up yaitu Bukalapak yang baru saja efektif per tanggal 6 Agustus 2021. Capaian ini hampir melampaui perolehan tahun 2020 yang sebesar Rp118,7 triliun dan kami yakin dapat kembali mencapai level sebelum pandemi yakni di akhir tahun 2021," ujar Wimboh dalam acara Peringatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di Jakarta, Selasa.

Berdasarkan catatan OJK, masih terdapat 83 penawaran umum dalam proses (pipeline) senilai total Rp52,56 triliun dengan 40 penawaran umum, di antaranya akan dilakukan melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO).

Baca juga: Menko Airlangga harap makin banyak perusahaan cari dana di pasar modal

"Antusiasme dan optimisme penghimpunan dana melalui pasar modal yang terjaga ini diharapkan dapat menjadikan pasar modal sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi nasional. Hal ini sejalan dengan tema peringatan ulang tahun pasar modal kali ini yaitu sinergi pasar modal bagi pemulihan ekonomi," kata Wimboh.

Menurut Wimboh, pandemi COVID-19 menyebabkan mobilitas masyarakat terbatas sehingga terjadi penurunan konsumsi di masyarakat dan berdampak meningkatnya pendapatan yang dapat dibelanjakan, yang mengendap dalam bentuk simpanan di perbankan. Selain itu kebijakan fiskal dan moneter juga turut meningkatkan likuiditas di pasar.

"Implikasi dari kebijakan dimaksud membuat masyarakat memiliki dana berlebih yang siap untuk diinvestasikan. Masyarakat kemudian mencari alternatif investasi lain yang memberikan return lebih tinggi, salah satunya instrumen pasar modal," ujar Wimboh.

Hingga Juli 2021 investor pasar modal meningkat menjadi 5,82 juta investor atau tumbuh 93 persen (yoy) yang didominasi oleh investor ritel berumur di bawah 30 tahun atau investor milenial. Pertumbuhan investor tersebut mencapai dua kali lipat sejak awal pandemi dimana hal tersebut mencerminkan tingginya optimisme investor terhadap pasar modal Indonesia.

Wimboh menambahkan industri pasar modal masih dalam kondisi yang stabil pada 2021. IHSG hingga 9 Agustus 2021 tercatat menguat ke level 6.127,46 atau tumbuh 2,48 persen (ytd) dengan aliran dana non-residen tercatat masuk sebesar Rp18,24 triliun (ytd).

Baca juga: Staf Ahli OJK nilai dana pekerja di pasar modal aman
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021