"Kita perlu membangun ekosistem riset dan inovasi yang kuat serta mewujudkan kolaborasi solid antara para pemangku kepentingan yang didukung oleh kebijakan-kebijakan terkait," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam peringatan Hakteknas ke-26 dengan tema "Integrasi Riset untuk Indonesia Inovatif: Digital Green Blue Economy" yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Kepala BRIN menuturkan ekosistem riset dan inovasi yang kuat dan kolaborasi solid diperlukan untuk mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki Indonesia agar bisa menjadi negara yang maju.
Baca juga: BRIN: Hakteknas tingkatkan kreativitas berinovasi
Handoko mengatakan Indonesia sebenarnya memiliki semua unsur penting untuk menjadi suatu negara maju, termasuk potensi sumber daya alamnya yang melimpah, keanekaragaman hayati dan keragaman budayanya sangat tinggi serta posisi geografis yang strategis.
Sumber daya manusia dengan populasi yang tinggi merupakan modal besar yang dipunyai Indonesia. Namun, semua potensi itu tidak dapat begitu saja membuat Indonesia menjadi negara maju. Oleh karena itu, perlu terus mendorong hadirnya inovasi berbarengan dengan penguasaan riset sebagai basis untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Handoko mengatakan ketika terbangun ekosistem yang kuat, kontribusi riset dan inovasi dalam seluruh aspek kehidupan dapat semakin dirasakan oleh masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Sumbangsih riset dan inovasi untuk menghasilkan berbagai solusi dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapi, baik oleh pemerintah, industri maupun masyarakat.
Baca juga: BRIN ajak periset semakin berkarya maknai Hakteknas
Baca juga: BRIN jadi pengungkit agar riset dan inovasi industri tumbuh signifikan
Handoko mengatakan Indonesia semakin dekat dengan cita-cita menjadi negara maju dengan lahirnya Undang Undang No 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang menjadi kunci dan fondasi yang kokoh untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi di Tanah Air.
"Ekosistem ilmiah ini yang kita yakini bisa menghasilkan invensi dan inovasi berkualitas, ekosistem yang kita butuhkan untuk pembangunan sosial ekonomi yang merata dan berkelanjutan melalui Undang-undang ini," tuturnya.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021