..dalam bulan Juli saja kita telah kehilangan 24.496 nyawa dengan rata-rata kematian harian di atas 1.000 orang
Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan bahwa kasus positif perpekan kembali mengalami penurunan menjadi 225.635 kasus dari pekan sebelumnya 273.891 kasus, atau turun sebesar 48.256 kasus.
"Penurunan kasus positif di pekan ini menandakan telah terjadi penurunan kasus selama tiga pekan berturut-turut, penurunan kasus positif perpekan di tingkat nasional itu tentunya adalah perkembangan baik yang perlu terus dipertahankan," ujar Wiku dalam konferensi pers "Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia Per 10 Agustus 2021" dipantau via daring di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan positivity rate rata-rata perpekan juga mengalami penurunan, yaitu menjadi 23,57 persen dari pekan sebelumnya sebesar 25,18 persen.
Meski terjadi penurunan kasus positif, Wiku mengatakan, pemerintah tetap perlu melanjutkan PPKM level 1-4 karena jumlah kasus masih terbilang tinggi jika dibandingkan dengan sebelum terjadi lonjakan kasus.
Baca juga: Masyarakat diharap tak panik bila hewan peliharaan terinfeksi COVID-19
Baca juga: Satgas: PPKM wadahi kebijakan berbagai negara tanggulangi COVID-19
"Kasus harian kita berkisar di angka 5.000-7.000 kasus, sedangkan saat ini masih berada di angka 20.000-40.000 kasus," paparnya.
Memasuki pekan keenam PPKM level 1-4 ini, ia mengemukakan, pada tingkat provinsi terdapat lima provinsi masih menunjukkan kenaikan kasus positif yang cukup tinggi, yakni NTT naik sebanyak 2.303 kasus, Sulawesi Tengah bertambah 1.733 kasus, Bangka Belitung naik 982 kasus, Kalimantan Selatan naik 624 kasus, dan Sumatera barat naik 587 kasus.
"Dan ke lima provinsi ini berada di luar Jawa-Bali," ucapnya.
Sementara untuk kenaikan kasus aktif tertinggi di tingkat provinsi, Wiku menyampaikan, disumbang oleh Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Barat, dan Sulawesi Selatan.
"Namun, kabar baiknya adalah kasus aktif di tingkat nasional juga turun selama dua pekan berturut-turut di mana di pekan ini turun 17 persen dari puncaknya pada tanggal 25 Juli lalu," kata Wiku.
Dia meminta gubernur dan walikota serta bupati di bawahnya untuk segera mengantisipasi dan mempersiapkan fasilitas pelayanan kesehatan di wilayahnya masing-masing agar kasus yang naik di beberapa ini dapat segera dikendalikan.
Dalam kesempatan itu, Wiku juga menyampaikan kabar baik lainnya adalah persentase kesembuhan di tingkat nasional yang terus menunjukkan peningkatan setelah sempat menurun tajam selama periode lonjakan kasus lalu.
"Di pekan ini, persentase kesembuhan meningkat menjadi 84,14 persen dari yang sebelumnya hanya 78,6 persen pada saat lonjakan kasus," paparnya.
Ia menyebutkan, lima provinsi dengan kenaikan persentase kesembuhan tertinggi pekan ini adalah Banten naik 12,2 persen, Maluku Utara naik 7,48 persen, Bengkulu naik 6,54 persen, Jawa barat naik 6,01 persen, dan Nusa Tenggara Timur naik 5,89 persen.
Namun sayangnya, Wiku mengatakan, kasus kematian masih belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Di pekan ini persentase kematian adalah sebesar 2,92 persen atau hampir mendekati 3 persen.
"Sebagai gambaran persen kematian di tingkat dunia saat ini sebesar 2,12 persen," katanya.
Ia menyampaikan, lima provinsi yang menyumbangkan kenaikan kematian perpekan tertinggi adalah Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Jawa Tengah.
"Kenaikan kematian yang telah berlangsung tiga pekan berturut-turut ini tentunya menjadi kehilangan besar bagi bangsa Indonesia, dalam bulan Juli saja kita telah kehilangan 24.496 nyawa dengan rata-rata kematian harian di atas 1.000 orang," papar Wiku.*
Baca juga: Satgas COVID-19: pasien gejala sedang dan berat jangan isoman
Baca juga: Satgas dorong perbanyak pembentukan posko COVID-19 tingkat desa
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021