Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta para pasien konfirmasi positif COVID-19 di wilayah Malang Raya, Jawa Timur, untuk menjalani perawatan di fasilitas isolasi terpusat (isoter).
Menurut Luhut, dengan menjalani perawatan di fasilitas isolasi terpusat yang disiapkan oleh pemerintah daerah, kondisi pasien konfirmasi COVID-19 akan terpantau oleh tenaga kesehatan.
"Saya mohon, kalau ada keluarga yang terkena COVID-19, tidak perlu malu. Masuk saja di isoter," kata Luhut di sela kunjungannya di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat.
Baca juga: Menko Marves dan Menkes cek penanganan COVID-19 di Malang Raya
Luhut menjelaskan pengawasan kondisi pasien konfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala atau bergejala ringan, akan lebih optimal di rumah isolasi terpusat, sehingga pada saat kondisi pasien memburuk, penanganan medis bisa segera dilakukan.
Menurutnya, pasien yang terpapar COVID-19 bisa mengalami sesak nafas dan saturasi oksigen sudah di bawah 80 persen. Jika tidak dalam pengawasan tenaga kesehatan, pasien akan sulit untuk ditolong.
Oleh karena itu, ia meminta kepada masyarakat, khususnya yang ada di wilayah Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang, jika terpapar virus corona, mau menjalani perawatan di tempat isolasi terpusat.
Ia menambahkan selain menjalani perawatan di tempat isolasi terpusat, pelaksanaan vaksinasi juga menjadi salah satu kunci untuk menangani pandemi COVID-19.
Menurut Luhut, orang yang telah mendapatkan vaksinasi akan mengalami gejala ringan pada saat terpapar COVID-19. "Jadi kuncinya isoter. Selain itu, yang meninggal, rata-rata yang tidak divaksin. Saya ulangi, rata-rata yang meninggal itu orang yang tidak divaksin. Jadi, kalau dia divaksin, kena COVID-19 ringan, tidak parah," ujarnya.
Luhut menambahkan pemerintah pusat akan segera menambah pasokan vaksin khususnya di wilayah Malang Raya. Diharapkan, seluruh masyarakat yang belum tervaksin, bisa segera mendaftarkan diri untuk mendapatkan vaksinasi.
"Jadi, saya anjurkan semua untuk vaksin. Nanti akan dikirimkan. Untuk vaksin tidak ada masalah," katanya.
Baca juga: Isolasi terpusat diyakini cara efektif tekan kematian COVID-19
Sementara itu, Bupati Malang M Sanusi menambahkan pihaknya siap untuk segera melaksanakan perintah dari pemerintah pusat tersebut. Dalam waktu dekat, pasien konfirmasi positif COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri akan dipindah ke fasilitas isoter.
Menurut dia, di Kabupaten Malang ada 2.500 orang yang saat ini menjalani isolasi mandiri di rumah. Pemerintah Kabupaten Malang segera memindahkan 500 orang pasien konfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala dan bergejala ringan ke fasilitas isoter.
"Untuk target utama, itu 500 pasien dahulu akan dipindahkan ke isoter. Kami sudah menyiapkan fasilitas isoter di tiap-tiap kecamatan," katanya.
Ia menambahkan di fasilitas isolasi terpusat di Kabupaten Malang ada 1.200 tempat tidur. Pemindahan pasien konfirmasi akan dilakukan secara bertahap, seiring dengan penambahan kapasitas fasilitas isoter.
Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko juga akan melakukan upaya serupa. Pihaknya telah menyiapkan fasilitas isoter dengan kapasitas 156 tempat tidur dan baru terisi 59 pasien.
"Untuk isolasi mandiri ada 35 orang. Yang di rumah akan segera kami pindahkan ke isoter. Mudah-mudahan tidak ada kendala," katanya.
Baca juga: Menko Luhut minta setiap pengunjung Malioboro tunjukkan kartu vaksin
Baca juga: Menko Marves apresiasi penanganan pandemi COVID-19 di Badung
Ia menambahkan pemerintah pusat akan melakukan evaluasi penanganan COVID-19 secara berkala. Rencananya, pekan depan akan dilakukan evaluasi terhadap upaya penanganan yang dilakukan di wilayah Kota Batu.
"Memang ada evaluasi yang harus kita lakukan. Sepekan ke depan semua harus bisa kita eksekusi. Yang paling penting adalah tidak boleh isoman di rumah," ujarnya.
Di wilayah Malang Raya secara keseluruhan ada 27.791 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, 21.491 orang dilaporkan telah sembuh, 1.719 orang dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya berada dalam perawatan.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021