Direktur Eksekutif Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) Yusof Basiron mengatakan industri minyak nabati harus menerapkan kerangka kerja keberlanjutan.Sudah waktunya bagi industri minyak nabati lainnya untuk menerapkan kerangka kerja keberlanjutan seperti ini sebagai praktik terbaik,
"Sudah waktunya bagi industri minyak nabati lainnya untuk menerapkan kerangka kerja keberlanjutan seperti ini sebagai praktik terbaik," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Hal tersebut disampaikan Yusof Basiron dalam webinar pada Kamis (12/8) untuk membahas keadaan rantai permintaan-pasok minyak sawit di India.
Dr. Yusof Basiron menyampaikan, melalui usaha bersama negara-negara produsen utama, Indonesia dan Malaysia, pemberlakuan skema ketat seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) untuk memastikan terpenuhinya keberlanjutan dalam industri sawit.
Baca juga: Malaysia sebut WTO setuju bentuk panel untuk periksa aturan sawit EU
"Sementara tanaman minyak nabati lainnya masih terus belum memenuhi komitmen tersebut, minyak sawit sudah berkontribusi setidaknya pada 11 dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs)," kata dia.
Dr. Suresh Motwani dari Solidaridad memberikan rekomendasi mengenai penguatan pangsa pasar minyak sawit berkelanjutan.
"Kesadaran yang lebih besar akan pentingnya manfaat minyak sawit berkelanjutan di kalangan konsumen bersama dengan intervensi pemerintah baik dari negara produsen maupun konsumen merupakan kunci dalam peran peningkatan minyak sawit berkelanjutan," kata dia.
Baca juga: Indonesia perlu beri informasi berimbang tentang sawit di forum dunia
Menyoroti jalan ke depan bagi India untuk tumbuh dalam hal keberlanjutan, Dr. Suresh mengatakan, India adalah negara pertama yang mengakui ISPO dan MSPO dan menjadi negara yang memiliki skema sertifikasinya sendiri.
Bersama dengan Solvent Extractor’s Association of India (SEA), India Palm Oil Sustainability (IPOS) sudah membuat India memenuhi standar keberlanjutan global, kata dia.
Sebagai negara konsumen terbesar, lanjut Suresh, India harus menciptakan sendiri Standar Keberlanjutan dengan mengambil inspirasi utama dari pedoman ISPO dan MSPO.
Sementara itu Bhavna Shah dari MPOC mengatakan, minyak sawit berkelanjutan adalah satu-satunya solusi, dan mengingat desakan waktu, India memiliki peran penting dalam mendorong praktik berkelanjutan.
"Pertanian berkelanjutan merupakan strategi dan India perlu membuat model sendiri sebagai jawaban dari tantangan ini. Pengembangan analisa mata rantai berkelanjutan dapat membawa solusi yang menguntungkan bagi petani kecil," kata dia.
Baca juga: DMSI berharap WHO tak kampanye negatif sawit
Baca juga: Pemerintah minta dukungan dunia usaha hadapi diskriminasi sawit UE
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021