Seperti Olimpiade, Paralimpiade diperkirakan akan diadakan sebagian besar secara tertutup ketika nanti dibuka pada 24 Agustus karena peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kasus COVID-19 sejak pertengahan Juli yang disebabkan oleh penyebaran varian delta yang sangat menular.
Parsons, yang mendarat di bandara Haneda Tokyo, seperti dilaporkan Kyodo, akan mengadakan pertemuan pada Senin malam dengan perwakilan panitia penyelenggara pertandingan serta pemerintah Jepang dan pemerintah kota metropolitan Tokyo untuk memutuskan kebijakan mengenai penonton.
Baca juga: Komite Paralimpiade minta peserta waspadai lonjakan COVID-19 di Tokyo
Keputusan kebijakan tersebut telah diundur hingga menit terakhir untuk memantau perkembangan pandemi.
Tokyo berada di bawah keadaan darurat COVID-19 sejak 12 Juli. Tokyo melaporkan jumlah kasus harian dalam beberapa pekan terakhir telah mencapai rekor, dengan penghitungan harian mencapai 5.773 kasus pada Jumat, hampir tiga kali lipat dari angka yang dicatat sebelum dimulainya Olimpiade pada 23 Juli.
Olimpiade, yang berlangsung selama 17 hari dan berakhir 8 Agustus, diadakan tanpa penonton di sebagian besar dari 42 arena pertandingan.
Selama Paralimpiade, yang akan melibatkan sekitar 4.400 atlet dari hampir 160 negara, penyelenggara berencana untuk melarang penonton umum memasuki arena di Tokyo dan prefektur tetangga Saitama dan Chiba, menurut pejabat.
Namun, menurut pejabat, siswa dari sekolah lokal mungkin diizinkan untuk menonton kompetisi Paralimpiade di sejumlah arena sebagai pengecualian, sebagai bagian dari program pendidikan yang didukung pemerintah.
Baca juga: Target lima medali di Paralimpiade Tokyo penuh perhitungan
Baca juga: PM Jepang minta masyarakat tidak berpergian jelang Paralimpiade Tokyo
Baca juga: Menpora kukuhkan dan lepas kontingen Indonesia ke Paralimpiade Tokyo
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021