• Beranda
  • Berita
  • Pengamat: Restrukturisasi membuat Pertamina lebih fokus dan lincah

Pengamat: Restrukturisasi membuat Pertamina lebih fokus dan lincah

16 Agustus 2021 14:13 WIB
Pengamat: Restrukturisasi membuat Pertamina lebih fokus dan lincah
Ilustrasi - Pengapalan minyak mentah WK Rokan di Pelabuhan Dumai yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan. ANTARA/HO-PH.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, mengatakan, restrukturisasi membuat PT Pertamina (Persero) lebih fokus dan lincah yang berdampak terhadap kinerja positif perusahaan pelat merah itu.

"Pembentukan subholding membuat Pertamina lebih fokus dan lincah. Raihan laba Rp15 triliun dan juga keberhasilan masuk Fortune Global 500 merupakan dampak dari restrukturisasi," kata dia, kepada media di Jakarta, Senin.

Keberhasilan meraih laba Rp15 triliun pada Desember 2020, kata dia, karena Pertamina bisa melakukan perubahan, efisiensi, dan juga skala priotas terhadap pekerjaan. Dalam hal ini, subholding membuat semua menjadi fokus terhadap fungsi masing-masing bidang.

Baca juga: SKK Migas laporkan temuan cadangan gas Pertamina di Sulteng

"Menurut saya memang terdapat kontribusi subholding dalam kinerja keuangan Pertamina," ujarnya.

Menurut dia, harus dicatat bahwa kinerja Pertamina yang baik tersebut dicapai ketika kebanyakan perusahaan migas dunia merugi akibat pandemi

Melalui restrukturisasi, lanjut dia, Pertamina memang lebih fokus pada bidang masing-masing. Misalnya Commercial and Trading Subholding fokus pada peningkatan penjualan dan revenue perusahaan.

Begitu pula upstream subholding yang fokus pada lifting dan peningkatan produksi. Sedangkan Power & NRE Subholding, fokus untuk lakukan inovasi dan kajian sehingga Pertamina tidak lagi sebagai perusahaan migas, tetapi perusahaan energi.

Baca juga: Pertamina Gas Kalimantan gelar aksi pelestarian ekosistem mangrove

"Jadi, semua fokus pada bidangnya dan tidak terganggu kebijakan-kebijakan lain," ujar dia.

Bahkan, lanjut dia, dengan restrukturisasi, masing-masing subholding juga bisa menjalankan penugasan pemerintah dengan baik sambil menjalankan misi perusahaan untuk meraih laba.

PGN, misalnya, bisa menjalankan fungsinya terkait penugasan untuk menjual gas kepada konsumen industri tertentu dengan harga maksimal 6 dolar AS per MMBTU. "Tetapi di sisi lain, PGN juga harus fokus untuk mendapatkan keuntungan," kata dia.

Baca juga: Erick Thohir minta Pertamina tingkatkan produksi migas di Blok Rokan

Restrukturisasi juga membuat masing-masing subholding lebih leluasa menjalankan kebijakan Pertamina. Kondisi demikian, menjadikan Pertamina lebih lincah dan lebih cepat membuat keputusan pada level operasional.

"Lebih cepat dan tidak bertele-tele karena keputusan langsung dari direktur subholding tanpa harus menunggu dari persero," kata dia.

Restrukturisasi semacam itu, kata dia, memang jamak dilakukan di berbagai perusahaan migas dunia. Karena faktanya, banyak industri migas yang menerapkan pola subholding dan pada akhirnya menunjukkan keberhasilan. Sebut saja Petronas, BP, dan bahkan Petrovietnam.

Baca juga: Erick Thohir apresiasi keandalan pasokan listrik PLN di Blok Rokan

"Bahkan, Petronas sudah IPO untuk anak perusahaan di bidang perkapalan. Jadi ini sudah 'clear' dan Pertamina bisa belajar dari kisah sukses tersebut," kata dia.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021