Taliban dalam beberapa hari terakhir mengakhiri kemenangan militer yang membuat mereka menyudahi perang 20 tahun di negara tersebut.
Hanya dua atlet Paralimpiade dari Afghanistan yang dijadwalkan untuk bertanding di Olimpiade, yakni atlet taekwondo Zakia Khudadadi dan Hossain Rasouli.
Khudadadi (23) menjadi perempuan pertama yang mewakili Afghanistan di Paralimpiade.
Baca juga: Paralimpiade Tokyo akan diadakan tanpa penonton
Namun IPC, Senin, mengonfirmasi bahwa dengan pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban, maka kedua atlet tersebut tidak lagi dapat melakukan perjalanan ke Jepang.
"Sayangnya, NPC (Komite Paralimpiade Nasional) Afghanistan tidak akan lagi berpartisipasi dalam Paralimpiade Tokyo 2020," kata juru bicara IPC Craig Spence dikutip dari AFP.
"Karena situasi serius yang sedang berlangsung di negara tersebut, semua bandara ditutup dan tidak ada cara bagi mereka untuk melakukan perjalanan ke Tokyo," tambahnya.
Belum diketahui apakah IPC telah diminta untuk mencoba membantu anggota tim, atau sedang berupaya untuk melakukannya.
"Kami berharap tim dan ofisial tetap aman dan sehat selama masa sulit ini," ungkap Spence.
Satu pekan yang lalu, profil kedua atlet tersebut tampil di situs IPC, dan chef de mission Afghanistan Arian Sadiqi mengatakan Paralimpiade menawarkan kesempatan untuk "menyampaikan pesan koeksistensi bagi kemanusiaan".
Baca juga: Presiden IPC tiba di Jepang untuk Paralimpiade Tokyo
Baca juga: Komite Paralimpiade minta peserta waspadai lonjakan COVID-19 di Tokyo
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021