Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membangun infrastruktur riset strategis besar-besaran dan memperkuat pendanaan pembangunan tersebut dengan melakukan rekayasa anggaran.Saat ini LIPI sedang membangun besar-besaran
"Untuk infrastruktur riset, saat ini LIPI sedang membangun besar-besaran karena kita melakukan budget engineering (rekayasa anggaran) sehingga kita mampu mengalokasikan anggaran untuk membangun infrastruktur riset," kata Pelaksana harian Kepala LIPI Agus Haryono dalam Webinar Riset dan Inovasi untuk Merah Putih di Jakarta, Rabu.
Pembangunan infrastruktur riset strategis yang ingin dipercepat LIPI antara lain rumah kaca biodiversitas tropika nasional terpadu, fasilitas laboratorium pengolahan mineral lokal strategis berbasis teknologi low-cost dan zero waste, dan fasilitas kawasan geodiversitas Indonesia di Karangsambung, Jawa Tengah.
Kemudian, pengembangan pusat repositori nasional bidang keanekaragaman hayati dan kekayaan intelektual, dan fasilitas riset bioindustri laut Mataram di Nusa Tenggara Barat.
Selain itu, juga dilakukan pembangunan fasilitas riset dan eksplorasi pemanfaatan sumber daya alam darat dan laut secara lestari di kawasan Indonesia Timur, dan fasilitas genomik, biodiversitas tropika, dan lingkungan nasional terintegrasi.
Baca juga: LIPI: infrastruktur riset terbuka tingkatkan kolaborasi dan kemitraan
Baca juga: Peneliti: Perlu penguatan infrastruktur riset digital di masa pandemi
Infrastruktur riset strategis akan dibangun berskala global sehingga menarik lebih banyak investasi riset masuk dan menarik minat para diaspora untuk kembali datang ke Indonesia untuk bekerja di laboratorium-laboratorium di Indonesia.
Dalam melakukan rekayasa anggaran, LIPI mengalokasikan sebagian besar anggaran yang dimiliki untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur riset strategis dari yang sebelumnya belanja modal penelitian sebesar Rp50 miliar menjadi Rp600 miliar.
Salah satunya, LIPI mengalihkan sebagian besar dana dari belanja barang penelitian ke belanja modal penelitian, di mana belanja barang penelitian sebelumnya sebesar Rp350 miliar menjadi Rp75 miliar.
Rekayasa anggaran dilakukan dengan perampingan struktur Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA), peningkatan kemampuan daya beli dari DIPA Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta pengelolaan infrastruktur terpusat dan bisa diakses oleh siapapun.
Dengan belanja barang penelitian yang kecil, maka LIPI berupaya meningkatkan sumber anggaran dari eksternal yakni melalui antara lain peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (PHLN), dan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
LIPI juga melakukan manajemen aset yang efisien dan mendorong atau mewajibkan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi LIPI untuk mendapatkan anggaran eksternal untuk mendukung pembiayaan penelitian.
Baca juga: Pakar: Lebih baik pangkas anggaran infrastruktur dibanding riset
Baca juga: LIPI prioritaskan peningkatan infrastruktur riset
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021