Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan mengenai ancaman perubahan iklim atau climate change bagi Indonesia yang merupakan negara dengan kepulauan.Ini akan menjadi risiko yang nyata karena kebetulan waktu kita bicara tentang Indonesia 2045 kita bicara tentang timeline dan climate change
“Indonesia sebagai negara kepulauan ancaman ini sangat nyata,” katanya dalam acara Peluncuran Buku Indonesia 2045 di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengenai dampak climate change di Asia tenggara disebutkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang akan mengalami dampak luar biasa.
Dampak perubahan iklim tersebut di antaranya meliputi pemanasan yang akan menjadi kebakaran hutan hingga banjir yang dapat melanda kota-kota termasuk kenaikan permukaan laut.
Ia menegaskan berbagai ancaman dan dampak dari climate change ini berpotensi terjadi saat Indonesia merayakan kemerdekaan ke-100 tahun yaitu sekitar 2045.
“Ini akan menjadi risiko yang nyata karena kebetulan waktu kita bicara tentang Indonesia 2045 kita bicara tentang timeline dan climate change,” ujarnya.
Sri Mulyani yang juga merupakan Co-Chair dari the Coalition of Finance Ministers for Climate Action menyatakan isu perubahan iklim sedang menjadi hal yang dibahas dan menjadi persoalan pelik di tingkat global.
Ia pun menekankan negara-negara di dunia termasuk Indonesia harus mampu menciptakan pembangunan dengan net zero emission sehingga dapat menekan potensi dampak perubahan iklim.
Sri Mulyani juga mengajak para milenial akademisi untuk mencurahkan perhatiannya pada isu yang menjadi salah satu tantangan besar bagi mereka.
“Saya berharap milenial di FEB Universitas Indonesia mencurahkan perhatian ke isu yang menjadi salah satu tantangan besar pada generasi Anda. Ini harus dimulai dari sekarang,” tegasnya.
Baca juga: Pemerintah ungkap ancaman keanekaragaman hayati bagi ekonomi
Baca juga: Airlangga: Perubahan iklim dan ketimpangan masih jadi tantangan 2045
Baca juga: BMKG minta pemda serius atasi perubahan iklim
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021