Forum internasional ini merupakan sarana berbagi gagasan tentang moderasi Islam, yang didukung dengan penelitian dan tulisan para peserta sebelum mengikuti kegiatan
Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPP AIK) Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Jakarta menyenggarakan konferensi Islam moderat internasional atau Uhamka International Conference Moderate Islam (UICOMS).
“Forum internasional ini merupakan sarana berbagi gagasan tentang moderasi Islam, yang didukung dengan penelitian dan tulisan para peserta sebelum mengikuti kegiatan,” kata Rektor Uhamka Prof Dr Gunawan Suryoputro, M.Hum dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan konferensi itu diselenggarakan secara virtual selama dua hari (18-19/8) 2021 mengusung tema Moderate Islam: Discourses and Practices.
Konferensi tersebut turut dihadiri oleh pembicara dari dalam dan luar negeri, di antaranya Prof Mike Hardy OBE CMG dari Coventry University Inggris, Assoc. Prof Dr Khairudin Aljuneid dari Universitas Nasional Singapura, serta Rahmawati, Husein MCP PhD, Dr Izza Rohman, MA, dan Ai Fatimah Nur Fuad PhD.
Gunawan berharap konferensi itu dapat memberi kontribusi tidak hanya di dunia akademik, namun juga bermanfaat secara menyeluruh pada seluruh komunitas Islam.
“Bersikap moderat merupakan watak atau karakter asli ajaran Islam yang ditunjukkan dengan keseimbangan antara orientasi dunia dan akhirat; keseimbangan antara material dan spiritual seta keseimbangan antara tekstual dan kontekstual," katanya.
"Umat Islam diperintahkan untuk mencari akhirat tapi juga tidak boleh melupakan urusan dunia; diperintahkan untuk mencari nafkah tapi juga diperintahkan untuk berbagi sehingga melahirkan kepedulian kepada sesama; diperintahkan untuk membaca dan memahami Al-Quran tapi juga diperintahkan untuk melakukan korespondensi dengan perubahan dan kemajuan,” tambahnya.
Baca juga: 174 Universitas Muhammadiyah diminta jadi pusat unggulan
Baca juga: 30 Perguruan Tinggi Muhammadiyah gandeng Universitas Brunei
Baca juga: Uhamka kerja sama pendidikan dengan tiga universitas di Uzbekistan
Selain itu, dia berharap kegiatan itu dapat memberi kontribusi yang bermanfaat bagi kehidupan di mana semangat korespondensi antara ke-Islaman dan kebangsaan, tidak sekadar tulisan di atas kertas.
Sebagai manifestasi dari nilai-nilai moderat, kata dia, organisasi Muhammadiyah tidak sekadar menyatakan siap berdampingan dengan kelompok yang berbeda keyakinan.
Muhammadiyah, katanya, telah membuktikan melalui perguruan tinggi, rumah sakit, sekolah dan lain-lain dalam memberi pelayanan bagi masyarakat yang berbeda keyakinan.
"Kami melayani mahasiswa non-Muslim untuk kuliah di Uhamka, bahkan Universitas Muhammadiyah Kupang di NTT membuktikan dengan melayani mayoritas mahasiswa non-Muslim untuk mendapat pendidikan yang layak," katanya.
Contoh lain yang viral di media adalah bagaimana tim Muhammadiyah COVID-19 Comand Center (MCCC) bergerak nyata membantu jenazah korban COVID-19 sampai ke pemakaman tanpa melihat latar belakang agama atau keyakinan, demikian Gunawan Suryosaputro.
Baca juga: Rektor: Uhamka telah menerapkan Kampus Merdeka sejak lama
Baca juga: Uhamka masuk dalam 100 perguruan tinggi terbaik versi Webometrics
Baca juga: Fakultas Kedokteran Uhamka jadi sentra vaksinasi COVID-19
Baca juga: Uhamka luncurkan program sekolah perempuan
Pewarta: Indriani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021