"Transformasi pegelolaan domain ini panjang, sehingga butuh tata kelola yang lebih baik, yang sekarang ini tengah dijalankan oleh PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia). Perjalanan ini sangat panjang dan kita terlibat di dalamnya," kata Semuel dalam Pembukaan PANDI Meeting 12 yang mengangkat tema "Langkah Kemajuan atas Kehadiran dan Ketahanan Digital Bangsa Indonesia", yang digelar secara daring, Sabtu.
"Tata kelola sangatlah penting, bentuknya sudah stakeholder dan melayani banyak kepentingan. Ke depannya, ditransormasikan soal pemisahan tata kelola dan pelaksanaannya," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Indonesia ungguli Vietnam dalam penggunaan domain negara
Baca juga: PANDI apresiasi BSN percepat perumusan SNI aksara daerah
Di sisi lain, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menyatakan bahwa pengguna nama domain kode negara (.id) per 31 Juli 2021 mencapai 534.876, mengungguli Vietnam dengan nama domain .vn yang selama ini mendominasi ASEAN.
Sebagai perbandingan, pengguna nama domain Vietnam .vn per 31 Juli 2021--menurut situs resmi mereka--berjumlah 531.672, yang berarti Indonesia menyalip Vietnam dalam penggunaan nama domain kode negara tersebut.
Dari 13 jenis domain .id yang dikelola PANDI, peringkat domain terbanyak masih dipegang oleh .id dengan raihan 205.846, kemudian my.id di posisi kedua dengan 119.738 dan terakhir co.id dengan 110.335.
Data pertumbuhan nama domain se-ASEAN per Desember 2020 dengan urutan peringkat, pertama Indonesia, kemudian Malaysia, Vietnam, Singapura dan Thailand, dan terlihat bahwa peningkatan signifikan berasal dari nama domain Indonesia (.id).
Pertumbuhan domain .id mencapai 37,9 persen pada tahun 2020, hal ini menjadikan nama domain .id menjadi nama domain yang paling agresif pertumbuhannya di ASEAN dan menjadikan CCTLD dengan pertumbuhan tertinggi di dunia di tahun 2020 menurut data lembaga Riset Eropa, Council of European National Top-Level Domain Registries (CENTR).
Baca juga: Kominfo gandeng pemda untuk tingkatkan kepercayaan masyarakat
Baca juga: Pemerintah ajak masyarakat kawal harga tes PCR
Baca juga: Kominfo minta masyarakat kritis agar tak mudah termakan hoax
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021