Bupati Ogan Komering Ilir Iskandar di Kayuagung, Sabtu, mengatakan, pemkab telah menerima replika sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) itu yang diserahkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan.
Perkawinan Mabang Handak dan Lelang Lebak Lebung merupakan bagian dari kekayaan budaya Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sarat akan makna dan nilai-nilai luhur.
Baca juga: "The Ancient Sriwijaya Heritage" Tampilkan Kemilau Songket dan Adat Perkawinan Sumsel
Hingga kini, Pemkab OKI terus menyosialisasikan ke masyarakat bahwa Perkawinan Mabang Handak dan Lelang Lebak Lebung telah menjadi bagian warisan budaya di Tanah Air.
Perkawinan Mabang Handak pada masyarakat Suku Kayu Agung merupakan acara perkawinan yang mewah, yakni permintaan dan persyaratan dari pihak perempuan harus dipenuhi oleh calon pengantin laki-laki.
Pernikahan Mabang Handak dalam masyarakat Kayuagung merupakan sistem perkawinan tingkat tertinggi, karena terdapat proses dan rangkaian yang bisa menempuh waktu tujuh hari tujuh malam.
Baca juga: Busana daerah dan adat perkawinan Indonesia pukau wanita Roma
Sedangkan Lelang Lebak Lebung merupakan sistem yang sudah turun temurun dalam proses penangkapan ikan di sungai hingga lebak.
Di Kabupaten OKI, Lelang Lebak Lebung ini sudah dibuatkan peraturan daerahnya sehingga kearifan lokal ini diharapkan lestari tidak lekang oleh waktu.
“Kami terus sosialisasikan dengan tujuan agar budaya ini dapat lestari hingga ke anak cucu,” kata dia.
Baca juga: Milad Kesultanan Banjar ke-510 dihadiri sultan Nusantara, Malaysia
Tujuannya tak lain agar memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan pada masyarakat.
Upaya ini juga wujud dari komitmen pemkab untuk mengembangkan sektor pariwisata karena sejatinya perkawinan mabang handak dan lelang lebak lebung dapat juga dijadikan event pariwisata.
Untuk mewujudkannya, pemkab berharap mendapatkan pendampingan langsung dari pemerintah provinsi hingga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Baca juga: Festival Adat Perkawinan Indonesia Tampil di Athena
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021