"Kekurangan vitamin D mengurangi penyerapan kalsium dan dapat berkontribusi pada osteoporosis, yang mengakibatkan tulang rapuh yang rentan patah," kata pakar diet dari International Food Information Council, Kris Sollid seperti dikutip dari Livestrong, Senin.
Baca juga: Makanan bergizi ini tidak boleh dikonsumsi oleh penderita arthritis
Sebuah tinjauan pada Oktober 2018 dalam jurnal Annals of the New York Academy of Sciences, menunjukkan, kadar vitamin D yang rendah berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi pernapasan akut.
Menurut ahli diet sekaligus founder Nutrition Squeezed, Anna Brown, tak memasukkan ikan dalam menu harian Anda bisa berarti menghilangkan satu-satunya sumber alami vitamin D untuk tubuh Anda.
Vitamin D sendiri menjadi bagian komponen dari ikan berlemak yang sulit ditemukan dalam makanan lain.
Untungnya, konsumsi kuning telur secara teratur dan mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup bisa meningkatkan kadar serum vitamin D Anda. Beberapa makanan dan minuman seperti susu, sereal sarapan dan bahkan beberapa jus jeruk sering diperkaya dengan vitamin D.
Di sisi lain, ikan berlemak seperti salmon, mackerel, sarden, termasuk sumber terbaik omega-3, lemak anti-inflamasi yang memiliki banyak manfaat kesehatan.
Baca juga: Apakah sushi menyehatkan? Ini jawaban ahli
"Ikan salah satu sumber utama EPA dan DHA, asupan yang rendah dapat menghasilkan rasio omega-6 dan omega-3 yang lebih tinggi," Rasio idealnya yakni 1:4 omega-3 terhadap omega-6," kata dia.
Dia mengatakan, rasio yang lebih tinggi antara dua omega ini terkadang dikaitkan dengan peradangan sistemik, serta penyakit kronis yang terkait seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kondisi autoimun.
"Bagi mereka yang vegetarian atau tidak makan makanan laut karena alasan lain, saya akan merekomendasikan suplemen omega-3 non-ikan yang terbuat dari rumput laut dan atau ganggang atau pastikan makan secara teratur biji chia dan kenari," kata Brown.
Jadi, apa buruk kalau Anda tak makan ikan? Menurut ahli kesehatan jawabannya tidak juga. Orang Amerika disarankan makan ikan dua kali seminggu, tetapi melewatkannya tidak berarti kesehatan menjadi rusak.
"Suplemen minyak ikan dapat membantu jika Anda tidak dapat memenuhi rekomendasi itu. Mencari nutrisi yang dibutuhkan tubuh kita dari makanan biasanya merupakan cara terbaik, tetapi jika itu tidak memungkinkan, bicarakan dengan dokter Anda untuk melihat apakah suplemen minyak ikan tepat untuk Anda," tutur Sollid.
Hal senada diungkapkan Brown. Dia mengatakan, "Tidak apa-apa tak makan hidangan laut, tapi penting untuk melengkapi atau makan sumber alternatif omega-3, kalsium dan vitamin D."
Baca juga: Begini cara Omega-3 kendalikan porsi makan
Baca juga: Masyarakat Indonesia makin suka makan ikan
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021